Parlemen Pakistan Tolak Ajakan Koalisi Negara Arab Gempur Yaman

Parlemen Pakistan mendesak PM Nawaz Sharif untuk melakukan negosiasi dengan negara, terkait pewujudan resolusi damai di Yaman.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 11 Apr 2015, 11:14 WIB
REUTERS/Khaled Abdullah

Liputan6.com, Islamabad - Setelah melalui rapat, Parlemen Pakistan memutuskan untuk menolak ajakan koalisi negara Arab yang dipimpin Arab Saudi untuk menggempur Yaman. Negara tersebut memilih untuk netral dan tidak terlibat konflik di Yaman.

Selain itu, Parlemen Pakistan mendesak Perdana Menteri Nawaz Sharif untuk melakukan negosiasi dengan negara terkait untuk mewujudkan resolusi damai di Yaman.

"Perdana Menteri agar meminta negara terkait untuk menyelesaikan perbedaan secara damai dan diharapkan bisa bersikap netral," demikian pernyataan Parlemen Pakistan, seperti dimuat Al-Arabiya, Sabtu (11/4/2015).

Sikap parlemen ini berbeda dengan pernyataan PM Pakistan sebelumnya, yang menyatakan bersiap untuk memberikan bantuan militer ke Arab Saudi dan meminta dukungan parlemen.

Hubungan Pakistan dan Arab Saudi selama ini berjalan baik. Pakistan pernah membantu negeri kaya minyak itu ketika diserang Yaman Selatan.

Namun sikap parlemen ini berbeda dengan sebelumnya, yang mendukung Saudi.

Pengamat dari Middle East Institute yang berbasis di Washington DC, Thomas Lippman menduga Pakistan menolak membantu lantaran tak ingin Iran turun tangan secara total untuk membeking Yaman, sehingga konflik makin meluas.

Sementara itu, operasi militer oleh koalisi Arab Saudi yang didukung Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Qatar, Yordania, Maroko, Sudan dan Mesir ini terus berjalan.

Koalisi militer baru-baru ini menggempur gudang senjata milik pasukan loyalisi mantan Presiden Ali Abdullah Saleh di Ibukota Sanaa yang juga bersekutu dengan pasukan Houthi.

Dalam konflik Yaman ini, sejatinya ada tiga kubu yang berseteru. Pertama, Al-Qaeda yang berseberangan dengan kelompok Houthi yang dibeking Presiden terguling Yaman Ali Abdullah Saleh dan pengikutnya.

Di kubu lain, ada pasukan pemerintah Presiden Yaman saat ini, Abdrabbu Mansour Hadi yang tengah berkonflik keras dengan Ali Abdullah cs plus kelompok Houthi.

Selain pasukan koalisi Arab Saudi, Al-Qaeda juga tengah berupaya menggempur kelompok Houthi yang kini telah menguasai Ibukota Sanaa sejak 6 bulan lalu. (Riz/Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya