Liputan6.com, Jakarta - Walau merek ternama ini sangat berjasa, bahkan punya fans club, banyak bisnis yang bukan hanya sekali dua kali membuat kekacauan. Beberapa kekacauan hanya sekadar keluhan pelanggan, beberapa sampai menyakiti dan membunuh orang.
Salah satunya, General Motors. Pada tahun lalu, ada defeksi pada tombol yang berfungsi mengeluarkan airbag. Defeksi ini memakan korban jiwa 42 orang, dan kecelakaan yang hampir terjadi pada setidaknya tiga juta kendaraan.
Advertisement
Informasi mengenai 15 merek yang paling dibenci di dunia menjadi artikel yang membuat pembaca penasaran. Tak hanya itu, berita mengenai pengenalan nuklir ke masyarakat juga menarik untuk disimak.
Lengkapnya, berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com, edisi Minggu, 12 April 2015:
1. Ini 15 Merek Paling Tak Disukai di Dunia
Merek-merek terkenal ini tidak hanya memiliki banyak penggemar, tapi juga dibenci karena sering kali berbuat kekacauan. Beberapa merek yang masuk dalam daftar ini yaitu Apple, Microsoft, Starbucks, Sony, RyanAir, Nestle hingga General Motors.
2. Begini Pemerintah Kenalkan Tenaga Nuklir ke Masyarakat
Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi akan mengenalkan masyarakat mengenai penggunaan tenaga nuklir sebagai sumber energi, dengan membangun reaktor daya eksperimen di Serpong, Tangerang.
Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengatakan, agar meyakinkan masyarakat terhadap keamanan penggunaan teknologi nuklir sebagai sumber energi, perlu dibuktikan dalam wujud nyata.
3. Tak Perlu Menyesal Bila Habiskan Uang untuk 5 Hal Ini
Kepuasan membeli barang yang diinginkan mungkin dapat membeli kebahagiaan. Akan tetapi, apakah itu akan berlangsung lama? Membeli barang dinilai hanya memberikan kepuasan sesaat. Seseorang dapat kehilangan minat terhadap barang yang dibelinya.
Lalu dari pada menghabiskan uang untuk hal-hal yang akhirnya akan menjadi usang. Maka cobalah menghabiskan dana untuk sesuatu yang akan membuat kenangan abadi yang menjadi bagian dari kehidupan kita.
4. Ekonomi RI Bakal Lampaui Australia dan Korea Selatan pada 2030
Ekonomi Indonesia diprediksi bakal melampaui Australia dan Korea Selatan pada 2030. Indonesia diramalkan berada di peringkat 13 dalam daftar negara dengan ekonomi terbesar dengan PDB sebesar US$ 2,1 triliun pada 2030, di atas Australia di posisi 14 dan Korea Selatan di posisi 15 dengan PDB sebesar US$ 1,9 triliun.
5. Warga Perlu Adaptasi Perubahan Harga BBM per Dua Minggu
Mekanisme evaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar yang dilakukan per dua minggu sekali dinilai terlalu cepat. Lantaran, perubahan harga per dua minggu ini membingungkan masyarakat dan pengusaha.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menyatakan, kebingungan ini terjadi hanya karena masyarakat dan pengusaha belum terbiasa dengan mekanisme tersebut.
Namun, jika mekanisme ini terus dipertahankan dalam jangka waktu lama, diyakini tidak ada lagi keberatan dari masyarakat maupun pengusaha. (Ndw)