China Dituduh Lakukan Serangan Cyber ke Asia, Termasuk Indonesia

Perusahaan keamanan FireEye, mengungkapkan bahwa China telah terlibat dalam sejumlah tindakan spionase kepada sejumlah perusahaan di Asia.

oleh Iskandar diperbarui 13 Apr 2015, 13:20 WIB
Foto Ilustrasi China Dituduh Lakukan Serangan Cyber di Asia (ubergizmo.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bila sebelumnya China dianggap sebagai negara yang memberlakukan sensor terberat di Asia. Kini, Negeri Tirai Bambu itu telah mendapatkan reputasi sebagai hacker yang cukup agresif.

Baru-baru ini sebuah laporan dari perusahaan keamanan FireEye, melalui laman TechCrunch, mengungkapkan bahwa China telah terlibat dalam sejumlah tindakan spionase kepada perusahaan yang bernaung di kawasan Asia.

Dilansir Ubergizmo, Senin (13/4/2015), beberapa diantaranya termasuk negara-negara seperti Singapura, India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Nepal, Filipina, dan Indonesia. Serangan ini dikatakan telah berlangsung sejak 2005.

"Tidak ada acuan yang menunjukkan bahwa ini adalah operasi pemerintah China, tapi semua tanda mengarah ke China. Ada pembangunan properti intelektual besar di Asia - itu adalah medan pertempuran baru," kata APAC CTO FireEye, Bryce Boland kepada TechCrunch.

Beberapa bukti yang berhasil dikumpulkan FireEye terkait keterlibatan China mencakup petunjuk operasi yang ditulis dalam bahasa China, basis kode yang dikembangkan oleh pengembang China, dan domain mencurigakan yang didaftarkan oleh "perusahaan teh" di pedesaan Cina.

Perusahaan-perusahaan di China bahkan mengisyaratkan keterlibatan negaranya dalam aktivitas peretasan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dibuat oleh FireEye, target mereka memiliki informasi kebutuhan pemerintah China untuk intelijen tentang isu-isu politik, ekonomi, dan militer di Asia Tenggara serta diskusi terkait dengan legitimasi Partai Komunis China.

Ini bukanlah kali pertama China dituduh sebagai mata-mata. Perusahaan Tiongkok yang beroperasi di Amerika Serikat seperti Huawei bahkan sempat dituduh sebagai mata-mata untuk pemerintah China.

(isk/dhi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya