Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menganggap aneh keputusan pemerintah untuk menggeser lokasi pembangunan pelabuhan Cilamaya, Jawa Barat ke sisi Timur, antara Subang atau Indramayu. Sehingga memunculkan persepsi bahwa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ingin mengganti kebijakan dari pemerintah sebelumnya.
Ketua Umum APindo, Hariyadi B. Sukamdani mengatakan, rencana pergeseran pembangunan pelabuhan yang membutuhkan dana investasi sebesar Rp 34,5 triliun ini dipastikan akan mengakibatkan realisasi mundur. Pasalnya, pemerintah perlu melakukan studi tambahan memindahkan lokasi pelabuhan.
"Butuh pembicaraan lagi, bikin studi lagi, mindahin tempat ini akan butuh waktu lama. Versinya pemerintah harus dipindahkan karena mengganggu kegiatan Pertamina, menurut saya ini aneh saja. Pembicaraan kok baru sekarang, sedangkan proyeknya sudah sekian tahun, kenapa tidak dari awal," kata dia saat berbincang dengan wartawan di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (13/4/2015).
Akhirnya, sambung Hariyadi, terjadi pemindahan ketika megaproyek untuk para investor Jepang ini menjelang eksekusi atau pembangunan. Dia menuding, pemerintah kurang konsisten dan serius dalam menjalankan kebijakan.
"Menurut saya ini perlu konsistensi. Kalau dari awal sudah bermasalah, dari dulu jangan ngomong Cilamaya. Ini kan istilahnya ganti pemerintahan, ganti kebijakan. Ini akan terjadi penumpukan hingga 2025, yang mereka sudah hitung semua. Perlu konsistensi dan keseriusan pemerintah, tidak seperti ini. Tidak kebayang kalau ini bakal berubah lagi," keluhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memastikan kajian rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya, Jawa Barat kurang lengkap sehingga terpaksa harus digeser ke Timur Cilamaya. Padahal kajian tersebut berlangsung di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kajian pelabuhan Cilamaya kemarin belum lengkap, tidak memasukkan hal penting, seperti ada 200 anjungan dan sumur minyak gas (migas). Lalu diputuskan tidak mungkin dibangun di Cilamaya," tegas Menteri PPN/Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago.
Sebagai alternatif atau pengganti, lanjutnya, pembangunan pelabuhan bergeser ke arah Timur antara Subang ke Indramayu, bukan Barat seperti Bekasi. Namun penentuan lokasi pelabuhan tersebut harus menunggu kajian tambahan.
"Ini sifatnya kajian tambahan, bukan kajian ulang dari yang sebelumnya. Jadi nanti akan dilihat kebutuhannya, karakter lokasinya," papar dia.
Dijelaskannya, kajian ini akan melibatkan pihak swasta termasuk pembangunannya. Pemerintah, sambung Andrinof, mungkin saja ikut menanamkan modalnya ke proyek ini. "Nanti kita lihat mana yang lebih menguntungkan. Kalau bisa swasta kan enak, pemerintah enggak perlu keluar uang," terang Andrinof.
Dia mengaku, kajian tambahan penentuan lokasi pelabuhan pengganti Cilamaya memakan waktu sekira 6 bulan. Itu artinya kajian harus selesai pada tahun ini. "Kajian itu untuk menentukan lokasi persis pelabuhan sebagai bagian dari proses pembangunan," kata Andrinof. (Fik/Gdn)
Pengusaha Bingung Pelabuhan Cilamaya Digeser
Apindo menuding pemerintah kurang konsisten dan serius dalam menjalankan kebijakan pembangunan Pelabuhan CIlamaya.
diperbarui 13 Apr 2015, 16:09 WIB(Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ukraina Larang Penggunaan Telegram pada Perangkat Resmi untuk Minimalkan Ancaman Rusia
Kurang Nekat, Fikri/Daniel Terhenti di Semifinal China Open 2024
Konten IShowSpeed Pamer Budaya Indonesia Bikin Warganet Malaysia Iri
Bagaimanakah Memaknai Sabar? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Kronologi Pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Marthens dari Sanderaan KKB Pimpinan Egianus Kogoya
6 Tokoh Penting Film Sumala Dibintangi Luna Maya dan Darius Sinathrya, Anak Setan Pemelihara Dendam
Hasil MotoGP Emilia Romagna 2024: Francesco Bagnaia Pertahankan Gelar Sprint Race di Misano
Hasil Liga Inggris West Ham United vs Chelsea: Menang 3-0, The Blues Pepet Manchester City
Kapten Philip Mark Bebas dari KKB, Satgas Elang Ungkap Pelacakan Jejak Sejak Februari 2023
Memahami Istilah Butterfly in My Stomach, Rasa Cemas dan Gugup Saat Berdekatan dengan Pujaan Hati
Hilton Bali Resort Tawarkan Keanggunan Mediterania di Elara Lounge
PON 2024 Hadirkan Harmoni Budaya dan Sportivitas yang Tak Terlupakan