Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, fasilitas untuk anak-anak berkebutuhan khusus hingga saat ini belum menjangkau seluruh wilayah tanah air.
Dia mencontohkan, tahun ini ada 270 siswa tunanetra di seluruh Indonesia yang sedang mengikuti Ujian Nasional 2015. Dia yakin, banyak remaja tunanetra di pelosok-pelosok yang tak mendapat kesempatan menyenyam pendidikan hingga tahap menengah akhir.
"Ini bukan gambaran yang baik, tidak ada kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang akhir," kata Anies di kawasan Pondok Cabe, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin (13/4/2015).
Dia sadar, fasilitas pendidikan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) masih terbatas, hanya di kota-kota besar. Karena itu, setiap anak Indonesia harus diberi pelayanan sama, khususnya di bidang pendidikan sekolah luar biasa.
Maka itu, lanjut Anies, yang menjadi salah satu fokus kerja Kemendikbud saat ini adalah masalah pemerataan fasilitas pendidikan, khususunya bidang pendidikan sekolah luar biasa.
Anies mencontohkan, percetakan naskah braile UN hanya ada di sekolah luar biasa, misalnya untuk wilayah Jakarta hanya ada di SMA Luar Biasa Negeri 1 Jakarta yang berada di kota besar. Ke depan, ia ingin semua anak berkebutuhan khusus dapat mengenyam bangku pendidikan hingga ke desa-desa terpencil.
"SLB ada di kota-kota besar, sementara anak yang tunanetra ada di desa," ujar dia.
Menteri Anies sebelumnya mengadakan peninjauan langsung ke Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Negeri 1 Jakarta, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kedatanga dia dalam rangka meninjau langsung persiapan panitia tim UN 2015 di sekolah tersebut.
Ujian Nasional atau UN tingkat SMA akan digelar serentak pada 13 sampai 15 April 2015 di seluruh Indonesia. Jumlah peserta 1.632.757 siswa SMA dan 1.171.907 siswa SMK. (Rmn/Mut)
Energi & Tambang