Liputan6.com, Jakarta - Seiring majunya perkembangan teknologi, banyak orang menggunakan perangkat canggih untuk kegiatan sehari-hari. Internet merupakan satu dari sekian banyak produk teknologi yang kini dipakai banyak orang baik untuk bekerja maupun hiburan.
Di Indonesia, hingga akhir tahun 2014 lalu tercatat sudah ada 88,1 juta pengguna internet dari Sabang sampai Merauke. Jumlah itu meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 71,9 juta.
Namun, pertumbuhan itu masih belum diiringi penyediaan infrastruktur yang merata. Padahal, kebutuhan penyediaan infrastruktur internet sudah memasuki dalam kategori mendesak bagi kalangan industri.
Kebutuhan akses internet yang begitu mendesak mendorong berbagai pihak ikut ambil bagian dalam menyediakan infrastruktur pendukung akses internet. Sebut saja, Pgascom yang merupakan anak usaha Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Icon+ anak usaha Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang hadir menyediakan akses jaringan fiber optik bagi kelas korporasi.
Dalam forum diskusi terbatas bertema 'Indonesia Timur Lebih Butuh Broadband', sebuah wacana soal pembentukan badan usaha milik negara (BUMN) yang menangani masalah penyediaan infrastruktur pendukung akses internet pun terlontar. Namun, hal itu ditampik oleh Nonot Harsono sebagai Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
"Menurut saya Telkom itu dibangun untuk membangun sektor komunikasi bagi Indonesia, tapi kondisinya kan sekarang lain ada Pgascom dan Icon+ milik PGN dan PLN yang mengurusi fiber optic untuk internet. Nah, sekarang ini pemerintah perlu memilih mana yang mau lebih ditonjolkan. Jadi gak perlu sampai ada BUMN khusus buat urusi broadband," ungkap Nonot.
Berbeda dengan Nonot, Semuel Abrijani Pangerapan selaku Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai kehadiran BUMN khusus broadband sangat diperlukan.
"Mungkin Telkom bisa spin-off divisi infrastrukturnya terus mengambil alih anak usaha BUMN lain yang nyediain infrastruktur seperti Pgascom dan Icon+ biar digabung. Nantinya BUMN baru itu yang menangani kebutuhan penyediaan infrastruktur broadband yang bisa dijual ke operator biar bisnisnya tetap jalan," kata Semuel.
Pria yang akrab disapa Semmy itu berharap ketika sudah ada BUMN khusus yang menangani broadband, berbagai masalah yang diakibatkan lambatnya penyediaan internet bisa segera tertangani dengan baik.
"Kalau ada yang menangani sendiri kan seharusnya urusan broadband bisa lebih baik hasilnya. Biar masyarakat Indonesia bisa menikmati manfaat internet secara merata," taandasnya.
(den/dew)
Advertisement