Liputan6.com, Purwokerto - Karena tidak diberikan soal huruf Braille, peserta Ujian Nasional (UN) tunanetra di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengerjakan soal ujian dengan cara dibacakan oleh pendamping.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (14/4/2015), pihak sekolah mengatakan hal itu atas permintaan siswa karena sejak bersekolah di sekolah umum mereka sudah jarang bersentuhan dengan huruf Braille, sehingga dikhawatirkan justru akan kesulitan.
Advertisement
Di Purwokerto, Jawa Tengah, karena belajar terlalu keras menjelang UN ternyata membuat seorang siswa justru sakit, sehingga tidak bisa mengikuti ujian di sekolah. Anisa Toharoh Nurhuda, siswa SMA 2 Purwokero terpaksa mengerjakan ujian di Rumah Sakit Margono Sukardjo.
Selain di rumah sakit, ada juga siswa yang mengikuti UN dari balik jeruji besi gara-gara terlibat kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia.
Seorang siswa SMK swasta di Klaten, Jawa Tengah terpaksa mengerjakan UN di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas). Meski mengerjakan ujian di dalam lapas, siswa ini yakin bisa lulus karena berbagai persiapan sudah dilakukannya.
Berbeda dengan Arnes Yulianti, Ia harus harus dijemput setiap hari selama 3 hari UN karena kondisi fisik yang lemah. Siswi ini menderita penyakit anemia aplastik yang membuat mobilitas siswi kelas 3 ini terbatas.
Ruang ujiannya pun dipisah dengan siswa lainnya. Sesekali masker dibuka agar dapat bernafas dengan lega, namun ditutup kembali karena flu berat dan batuk agar tidak menular kepada pengawas UN. (Vra/Sss)