Penderita Jantung Bawaan 40 Ribu, Dokter Cuma 7

Anak penderita jantung bawaan mencapai 40 ribu setahun, namun jumlah dokter hanya ada 7

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 14 Apr 2015, 18:16 WIB
Ilustrasi Dokter (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Spesialis jantung dari Siloam Heart Institute (SHI) dr. Maizul Anwar, SpBKTV menyebut, saat ini Indonesia masih kekurangan spesialis jantung anak. Bahkan, jumlah spesialis yang ada tidak sebanding dengan jumlah penderitanya.

"Anak penderita jantung bawaan mencapai 40 ribu setahun, namun jumlah dokter hanya ada 7," kata Spesialis Bedah Jantung Siloam Heart Institute (SHI), dr. Maizul Anwar, SpBKTV dalam diskusi `Siloam Heart Institute Peduli Pasien Pasca Operasi` di Aula Serba Guna Lantai 2 Siloam Hospital, Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (14/4/2015)

Operasi yang susah dan waktu belajar yang tidak sebentar menjadi alasan masih minimnya tenaga kesehatan yang memilih spesialis jantung anak. "Bayangkan saja, setelah tamat kedokteran, mereka masuk bedah jantung selama 5 tahun. Lalu, 2 sampai 3 tahun untuk spesialis anak. Trainingnya juga lama," kata dia menambahkan.

Sedangkan jumlah penderita jantung anak sendiri, lanjut Maizul, belum semuanya menjalani operasi.

"Alasannya beragam. Namun, banyak yang tidak terdeteksi yang di desa-desa, di mana mereka tidak mendapatkan akses untuk diagnosa," kata dia menerangkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya