Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Indonesia tidak bisa berdiam diri melihat gejolak di Timur Tengah yang tidak kunjung usai. Sebab, situasi yang makin tidak terkendali di sana, akan berdampak luas pada dunia internasional.
"Jadi Anda bisa bayangkan kalau ada roket atau bom di Saudi saja, 1 saja itu bisa menimbulkan implikasi yang luar biasa karena di sana ada Ka'bah, ada 2 kota suci, Mekkah serta Madinah, dan haji di sana," ujar Lukman Hakim, di Rumah Dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa 14 April 2015 malam.
Lukman mengatakan, negara-negara di Timur Tengah terkenal sebagai penghasil minyak. Indonesia pun bergantung dan membeli minyak di sana. Harga minyak yang dijual dipengaruhi dengan geopolitik yang terjadi.
Bila negara tersebut kondisinya normal, harga minyak murah. Sebaliknya, bila kondisi negara tersebut sedang kacau akibat perang, maka harga minyak menjadi tinggi.
"Jadi memang implikasinya pengaruhnya bisa sangat luas, harga minyak bisa tidak terkendali dan itu pengaruhnya. Apalagi di era global ini kan sekarang apa yang terjadi di sana implikasinya ke mana-mana," kata politisi PPP ini.
Lukman menuturkan, hari ini, Rabu (15/4/2015) 52 Dubes dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan dikumpulkan. Jokowi-JK akan membagikan pesan damai pada para dubes tersebut.
"Kita mengundang, kita ingin mengajak negara-negara muslim di dunia, untuk bagaimana menciptakan kedamaian. Karena bagaimanapun juga di era globalisasi ini apa yang terjadi di Yaman dan di Saudi Arabia, itu dampaknya akan ke seluruh dunia. Jadi kita ingin perdamaian bisa diciptakan. Kita punya tanggung jawab yang sama," tandas Lukman.
Gejolak di Timur Tengah, mulai dari paham radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) hingga perang Yaman, dikhawatirkan akan membawa dampak buruk ke negara-negara tetangga, tidak terkecuali Indonesia. Karena itu, pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk jadi juru damai dalam gejolak tersebut.
"Kami semua tadi sepakat untuk mendorong pemerintah Indonesia, khususnya Wapres, untuk mengambil prakarsa sebagai negeri muslim terbesar di dunia, dengan amanat pembukaan UUD 1946, untuk menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Selasa malam. (Mvi/Yus)
Alasan Pemerintah Tanggapi Serius Konflik Timur Tengah
Hari ini, 52 Dubes dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan dikumpulkan Presiden Jokowi.
diperbarui 15 Apr 2015, 11:20 WIBMenteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kado Natal Istimewa dari Kemendagri: Bima Serahkan Dokumen Kependudukan Lengkap untuk Bayi Lahir 25 Desember
H-1 Libur Nataru, Lalu Lintas Meningkat di Gerbang Tol Trans Jawa
Dapat Tawaran Boyong Christopher Nkunku dari Chelsea, Barcelona Mau Tampung?
Kiprah Berau Coal Ikut Terlibat Bantu Korban Bencana Alam di Sukabumi
Ratusan Penumpang Tertahan di Kuala Tungkal Akibat Kapal Rusak, KPLP Tanjung Uban Kerahkan KN Sarotama
Kronologi Kecelakaan Beruntun di Jalur Wisata Pantai Mutun Lampung
Benarkah Uang Suami Sepenuhnya Milik Istri? Begini Pandangan Islam
Pertunjukan Wayang Kulit Ki Anom Dwijo Kangko Sukses Meriahkan HUT ke-129 BRI
Wapres Gibran Sapa Jemaat Natal di GBI Solo, Sampaikan Pesan soal Toleransi
Adu Bucin Song Joong Ki versus Hyun Bin, Keluarga Jadi Prioritas Pertama
100 Kata-Kata Cinta Bulshit Bahasa Inggris dan Artinya, Ungkapan Penuh Sindiran
Detik-Detik Kakek 80 Tahun Meninggal dalam KM Gregorius