Neraca Perdagangan RI Surplus US$ 1,13 Miliar di Maret

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2015 surplus sebesar US$ 1,13 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Apr 2015, 11:56 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2015 surplus sebesar US$ 1,13 miliar. Pendorongnya, nilai ekspor bulan ketiga lebih tinggi dibanding realisasi impor. 
 
Kepala BPS, Suryamin menyebut, nilai ekspor sepanjang Maret ini mencapai US$ 13,71 miliar dan kinerja impor di periode yang sama sebesar US$ 12,58 miliar. Sementara kinerja ekspor impor pada Januari-Maret 2015 masing-masing terealisasi US$ 39,13 miliar dan US$ 36,70 miliar. 
 
"Jadi neraca perdagangan Maret surplus US$ 1,13 miliar dan surplus pada periode Januari-Maret ini mencapai US$ 2,43 miliar," ungkap dia saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan di kantornya, Jakarta, Rabu (15/4/2015). 
 
Suryamin menjelaskan, surplus neraca perdagangan di bulan ketiga ini lebih rendah dibandingkan pencapaian lima tahun lalu, tepatnya di 2011 sebesar US$ 1,79 miliar. Sedangkan realisasi neraca perdagangan di 2012 terjadi surplus sebesar US$ 925,8 juta, senilai US$ 137 juta pada 2013 dan US$ 168 juta pada tahun lalu. 
 
Lebih jauh katanya, surplus neraca perdagangan US$ 1,13 miliar, diterangkan Suryamin, karena migas masih mengalami defisit US$ 279,10 juta, minyak mentah defisit US$ 85,30 juta dan hasil minyak defisit US$ 1,05 miliar. Sementara kinerja ekspor impor gas tercatat surplus US$ 855,40 juta dan non migas surplus US$ 10,31 miliar. 
 
"Ekspor agak tersendat karena harga komoditas penting dunia masih rendah, dan kinerja impor sedikit tertekan. Dari 25 komoditas yang diamati, cuma dua yang harganya naik," sambungnya. 
 
Jika dilihat lebih rinci, ekspor Maret 2015 sebesar US$ 13,71 miliar naik 12,63 persen dibanding realisasi Februari 2015. Sementara dari pencapaian Maret 2014, kinerja ekspor bulan ketiga ini merosot 9,75 persen.
 
Nilai impor Maret tahun ini sebesar US$ 12,58 miliar atau naik 9,29 persen dari realisasi bulan kedua lalu. Namun mengalami penurunan 13,39 persen dibanding realisasi periode Maret 2015 sebesar US$ 14,52 miliar. (Fik/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya