Liputan6.com, Seoul - Tragedi tenggelamnya kapal feri Sewol di Korea Selatan (Korsel) genap terjadi setahun silam. Tepatnya pada 16 April 2014.
Pada peringatan pertama peristiwa tersebut, Presiden Korsel, Park Guen-hye, berjanji menjadikan tragedi nahas itu sebagai peringatan nasional. Pada kesempatan tersebut, juga diutarakan akan dilakukan pengangkatan Feri Sewol ke daratan.
"Pengangkatan kapal akan menelan biaya $110 juta atau RP 1,4 trilliun. Akan dilakukan langkah penting untuk mengangkat kapal secepat mungkin," ucap Presiden Park Guen-hye di pelabuhan di Jindo seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/4/2015).
Peringatan musibah kapal feri Sewol yang menewaskan 304 orang di dekat Pulau Jindo, dilakukan di 300 lokasi di seluruh Korsel. Menteri Dalam Negeri Korsel, Jeong Jeong-Seop mengatakan hampir 300 organisasi swasta dan pemerintah setempat memperingati acara tersebut.
Advertisement
Dua upacara peringatan direncanakan diadakan di kota Ansan, tempat asal para siswa yang tengah melakukan perjalanan sekolah.
Pada hari Rabu 15 April waktu setempat, para kerabat sejumlah korban tewas berlayar ke lokasi tenggelamnya kapal untuk melakukan upacara tabur bunga.
"Saya sangat sedih memikirkan betapa dinginnya dia dalam air itu. Hati saya sangat perih ketika memikirkan betapa ia merindukan ayah, ibu dan seluruh keluarga saat hidupnya berakhir," kata Lee Jung-seob tentang putrinya, siswi sekolah Hye-kyung, yang turut menjadi korban.
Sewol yang mengangkut 476 orang terbalik dan karam ketika menempuh rute Incheong-Pulau Jeju, Rabu 16 April 2014. 325 dari 476 penumpang kapal adalah siswa dari Danwon High School di Ansan, tepat di sebelah selatan Seoul. Mereka sedang dalam perjalanan wisata sekolah ke Pulau Jeju.
Bencana tersebut telah memicu kemarahan dan kesedihan nasional. Kritik keras dilontarkan atas standar keselamatan dan upaya penyelamatan di Korsel.
Terlebih diketahui dari persidangan Kapten Kapal Sewol, Lee Joon-seok, bahwa ia meminta kru kapal memerintahkan para penumpang untuk tinggal di kabin dan menunggu tim penyelamat. Sementara ia dan beberapa awak lain menyelamatkan diri.
Sejumlah telepon dan pesan mengerikan, serta rekaman video menunjukkan para siswa ketakutan saat terjebak di kapal yang tenggelam. Dari 476 orang di dalam kapal, 304 dinyatakan meninggal dunia. 163 dilaporkan selamat, sementara 9 orang belum diketahui nasibnya. (Tnt/Yus)