Dari Singapura Sampai Swiss Buru Perhiasan dan Permata RI

Nilai ekspor perhiasan dan permata dari 2010-2014 melonjak sebesar 26,8 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Apr 2015, 20:00 WIB
MMNI akan menampilkan beragam desain hingga koleksi perhiasan dan aksesoris yang berkualitas daroi seluruh wilayah Indonesia.
Liputan6.com, Jakarta - Produk ekspor nonmigas perhiasan dan permata Indonesia ke negara lain mengalami kenaikan 51,8 persen. Hal ini tidak terlepas dari peningkatan permintaan karena desain perhiasan dan permata asli Tanah Air begitu memikat. 
 
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak mengatakan, nilai ekspor perhiasan dan permata dari 2010-2014 melonjak sebesar 26,8 persen. 
 
Datanya menunjukkan, ekspor perhiasan dan permata pada tahun lalu senilai US$ 4,6 miliar. Sementara pada 2010, realisasinya baru US$ 2,9 miliar. Perhiasan dan permata itu mencakup batu akik jadi, bukan gelondongan. 
 
"Batu akik di dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) enggak ada. Jadi ekspornya enggak boleh gelondongan tapi harus sudah jadi perhiasan," ungkap Nus di kantornya, Jakarta, Kamis (16/4/2015). 
 
Perhiasan dan permata Indonesia, kata dia, diekspor ke berbagai negara tujuan dunia. Diantaranya Hong Kong, Singapura, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Swiss.
 
Bahkan ekspor perhiasan dan permata ke Swiss menyumbang peningkatan sampai 30 kali lipat. Negara lain sangat tertarik dengan desain perhiasan dan permata Indonesia. 
 
"Daya saing dari produk perhiasan kita ke arah desain, misalnya di Bandara Dubai. Banyak emas dan perhiasan batu permata kita dijual di sana. Saya juga melihat sendiri produksinya di Bandung," papar dia. 
 
Nus mengaku, pemerintah terus agresif mempromosikan produk perhiasan dan permata asli Indonesia seperti rutin menggelar pameran di Hong Kong. "Pameran perhiasan dan permata di Hong Kong sangat besar, semua pembeli tumpah ruah di sana," pungkas dia. (Fik/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya