Kalahkan Starbucks, Ini Keunggulan Kopi Luwak RI

Asosiasi Kopi Spesial Indonesia membeberkan keunggulan kopi luwak yang mampu menyingkirkan dominasi kopi merek terkenal Starbucks.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Apr 2015, 07:20 WIB
Pekerja memilah kopi dari kotoran Luwak di Liwa, Lampung, Kamis (28/7). Seekor luwak mampu menghasilkan hingga tiga ons kopi dalam sehari. Kopi luwak dihargai sekitar satu juta rupiah per kg.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Kopi Spesial Indonesia membeberkan keunggulan kopi luwak asal negara ini yang mampu menyingkirkan dominasi kopi merek terkenal Starbucks dan Brasil. Pantas saja kopi dari kotoran musang itu diberi predikat top markotop.  

Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Leman Pahlevi, mengungkapkan, ada kelebihan kopi luwak Indonesia sehingga sulit menyamai kopi negara lainnya.

"Keunggulan kopi luwak ini karena luwak merupakan hewan yang punya indera penciuman lebih dari manusia. Jadi hasil panen yang dimakan luwak adalah benar-benar matang murni karena dari luwak liar," terang dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (17/4/2015).  

Saat ini, kata Leman, banyak peternak luwak yang memakan kopi hasil panen manusia sehingga tidak matang di pohon. Meski begitu, dia memuji kualitas rasa kopi luwak yang tiada duanya.

"Rasa kopi luwak liar sangat enak dan memang mengalahkan kopi spesial lain dan kopi Starbucks serta kopi Brasil. Kopi luwak baik rasa maupun harga top markotop dari kopi-kopi yang ada kecuali luwak white coffee yang cuma merek dagang saja," jelasnya.

Dari sisi harga, lanjut dia, kopi yang dipanen oleh binatang luwak atau musang ini tetap tinggi meski harga komoditas pertanian tersebut secara umum tengah lesu. Sebab jumlah permintaan dan pasokan kopi luwak kecil. "Volume kopi luwak tidak besar dan data ekspornya enggak ada," terang Leman.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak sebelumnya mengatakan, tren ekspor kopi Indonesia sejak 2010 sampai 2014 meningkat 6,32 persen. Dari datanya, peningkatan ekspor kopi di tahun lalu dibandingkan 2013 sebesar 88,34 persen.

"Pada Januari-Februari ini ada kenaikan cukup bagus untuk ekspor kopi dan saya kira masih akan berlanjut. Panen kopi kan baru berlangsung Juni atau Juli 2015, jadi optimistis tahun ini nilai ekspornya bisa di atas 50 persen," jelas dia.

Selama ini, kata Nus, Indonesia mengekspor berbagai macam jenis kopi ke sejumlah negara, diantaranya, Amerika Serikat (AS), beberapa negara Eropa, Australia dan lainnya. Ekspor terbesar ke AS.  

"Jenis kopi yang diekspor speciality coffee, seperti kopi luwak. Dan diharapkan sampai 2019, ekspor kopi bisa meningkat tiga kali lipat menjadi US$ 3,35 miliar dari sekarang ini US$ 1,1 miliar," papar dia.(Fik/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya