Kampanye Anti Tembakau Bikin Pengusaha Rokok Meradang

Petani dan pengusaha rokok merasa hak mereka diberangus.

oleh Nurmayanti diperbarui 17 Apr 2015, 10:06 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Terus mendapatkan tekanan bertubi-tubi membuat petani tembakau meradang. Kali ini mereka mempermasalahkan Deklarasi Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jawa Timur, di Surabaya.

Organisasi itu dinilai melakukan 'teror' secara tidak langsung terhadap para perokok, petani, hingga industri. Deklarasi yang bermimpi menjadikan Indonesia tanpa tembakau dinilai terlalu berlebihan. 

Ketua Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Jawa Timur, Sulami Bahar menegaskan, deklarasi itu sama saja hendak memberangus hak asasi dan hak konstitusional para perokok. 

"Tembakau itu ciptaan Tuhan dan saya yakin setiap ciptaan Tuhan tidak ada yang tidak bermanfaat. Ormas itu kan didirikan agar berkontribusi terhadap negara. Tapi kalau misalnya ada organisasi yang didirikan tapi kontribusinya tidak jelas tapi malah kemudian memusuhi tembakau, jelas ada kepentingan tertentu,” ujar dia, Jumat (17/4/2015).

Menurut Sulami, deklarasi WITT itu sebagai sikap anti tembakau. “Saya tidak kebakaran jenggot, kalau anti tembakau sikap individual tidak usah dideklarasikan," imbuh Sulami. 

Ia khawatir, bila sikap antipati itu kemudian diorganisasir. Sulami curiga, deklarasi itu ditunggangi pihak-pihak tertentu yang selama ini selal;u merongrong industri hasil tembakau nasional.

"Bersikap anti tembakau, sama saja anti petani dan itu dapat dikategorikan meneror. Jika tujuan organisasi seperti itu sekali lagi jelas sama saja memusuhi petani di daerah hingga industri hasil tembakau," tandas dia.  

Namun dia mengakui pihaknya tidak bisa mencegah karena itu hak pribadi. Ia khawatir, sikap antipati terhadap tembakau yang mulai masuk ke daerah, juga dipengaruhi kepentingan kampanye antitembakau yang disponsori agen-agen industri internasional. 

"Kami yang sudah memberi kontibusi luar biasa terhadap negara kok direcokin, setiap deklarasi seperti ini pasti ada yang membiayai pasti ada penyokong. Saya lihat arahnya ke sana karena selama ini ada industri yang memang selalu merongrong industri tembakau nasional," tegasnya. (Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya