Liputan6.com, Jakarta - Salah satu korban ledakan di Tanah Abang, Jakarta Pusat Rustam alias Suro (50) meninggal dunia, setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak mengatakan, Rustam meninggal dunia karena infeksi. Dia meninggal pada Kamis 16 April malam sekitar pukul 18.10 di ruang perawatan intensif rumah sakit.
"Korban meninggal dunia karena infeksi yang amat luas di seluruh tubuhnya," kata Musyafak di Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Musyafak menjelaskan, infeksi di tubuh suami Sri ini karena pecahan paku yang mengenai sekujur tubuhnya. Kamis sore, 9 April 2015, tim dokter spesialis RS. Polri mengoperasi pria nahas ini selama hampir 5 jam.
Advertisement
Rustam merupakan korban yang terluka paling parah, karena posisinya paling dekat dengan sumber ledakan. Sedangkan 3 korban lainnya yakni Feri Andiyanto (28), Amir (51), dan Asep Samsudin (66) terluka ringan.
Mereka terluka akibat bom banting meledak dari sebuah bedeng di lahan kosong di Jalan Jati Bunder, RT 16 RW 9, Keluarhan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada 8 April 2015 siang pukul 14.15 WIB.
Tim Antiteror Polda Metro Jaya langsung datang dan menyisir lokasi kejadian pada Rabu 8 April lalu. 4 Plastik bekas ledakan ditemukan polisi yang melakukan olah TKP di lokasi ledakan.
Sebanyak 49 kantung plastik lainnya yang diduga bom banting berukuran bola tenis dan berisi paku juga diamankan. Polisi menyimpulkan plastik tersebut berisi bahan peledak low explosive atau berdaya ledak rendah.
Humas Polda Metro Jaya memastikan ledakan berasal dari bom mekanik, yaitu bom yang bisa meledak bila ada bantingan atau api.
Tidak hanya mengamankan tumpukan paku, pakaian, kepingan CD dan alumunium foil, polisi juga mengamankan senapan angin dan sebuah buku bergambar palu arit.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Rikwanto mengatakan penyidik tak memiliki bukti kalau 4 korban ledakan di Tanah Abang terlibat kegiatan terorisme.
Menurut Rikwanto, hasil pemeriksaan saksi dan korban menggambarkan saat terjadi ledakan, mereka sedang membantu persiapan hajatan yang akan diadakan akhir pekan. Mereka lalu menemukan 3 bungkus plastik yang berisi benda mencurigakan itu.
Penyelidikan peristiwa itu saat ini sedang ditangani penyidik Unit Keamanan Negara Polda Metro Jaya dan Densus 88 Antiteror Polri untuk menelusuri aktor intelektualnya. (Rmn/Ein)