Ketika Calon Ketum PSSI Favorit Mundur Sebelum Perang

Joko Driyono mundur dari pencalonan, keputusan itu dipertanyakan oleh klub-klub yang diprediksi mendukungnya.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 19 Apr 2015, 06:02 WIB
Joko Driyono (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Surabaya - Kejutan besar terjadi dalam Kongres Luar Biasa Pemilihan Ketua Umum PSSI di Ballroom Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 18 April 2015.

Ketua Komite Pemilihan Dimam Abror, tiba-tiba membacakan surat pengunduran diri dari dua bakal calon Ketua Umum, Joko Driyono dan Achsanul Kosasih.

Keputusan nama pertama mundur menimbulkan tanda tanya besar dari para peserta Kongres. Dengan tanda tangan di atas materai, pria yang kini menjabat Sekretaris Jendral PSSI itu menandatangani surat dengan tanda tangan di atas materai.

Padahal, sebelum KLB berlangsung bisa dibilang dukungan dari klub ISL mengarah pada sosok asal Ngawi itu. Joko, yang kini juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia itu dianggap sebagai orang yang tepat untuk memimpin PSSI, karena memiliki kecakapan mengelola kompetisi.

Dan tidak sedikit spekulasi berkembang, La Nyalla dan Joko bakal bersaing ketat menuju kursi PSSI 1. Keputusan mundur pria yang akrab disapa Jokdri itu sempat menimbulkan pertanyaan dari Persib Bandung.

"Kalau akhirnya mundur kenapa kemarin banding," begitu kata sang manajer, Umuh Muchtar yang terkenal vokal.

Seusai Kongres, Joko mengungkapkan alasan mundur yang cenderung normatif. Dia menolak spekulasi bila keputusan tersebut untuk memuluskan jalan salah satu pasangan calon Ketum.

"Untuk sepakbola Indonesia dan PSSI lebih baik," tegas Jokdri. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya