Liputan6.com, Jakarta - Peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika digelar di Jakarta dan Bandung. Perhelatan akbar tersebut akan berlangsung dari 19-24 April 2015.
Acara dipusatkan di Jakarta Hall Convention Center (JHCC), Senayan, Jakarta. Sejumlah ruas jalan akan ditutup. Polisi pun memberikan rute pengalihan arus lalu lintas di Jakarta selama KAA berlangsung.
Berita rute pengalihan arus lalu lintas menjadi informasi yang paling diburu para pembaca Liputan6.com sepanjang Sabtu 19 April 2015. Selain itu, berita seputar KAA pun masih menjadi kabar terpopuler.
Berikut 5 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Senin (20/4/2015):
1. Rute Pengalihan Lalu Lintas di Jakarta Selama KAA
Jakarta dan Bandung menjadi tempat peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA). Masing-masing kota pun bersolek dan menyiapkan diri untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para delegasi negara peserta KAA.
Pelaksaan KAA di Jakarta yang dimulai pada Minggu 19 April hingga Kamis 23 April 2015 itu dipusatkan di Jakarta Hall Convention Center (JHCC), Senayan, Jakarta.
Kepala Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Warsinem mengatakan, para delegasi dan kepala negara akan menuju JHCC dengan melintasi Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, Jalan Gatot Soebroto dan Kawasan SCBD. Untuk itu ada rekayasa lalu lintas di ruas jalan yang akan dilintasi para delegasi.
Berikut rute pengalihan lalu lintas kendaraan selama KAA berlangsung di Jakarta.
2. Tamu di KAA Dijemput Mobil Mercy Keluaran Terbaru
Wapres Jusuf Kalla menyatakan hingga Sabtu 18 April, sebanyak 28 kepala negara sudah mengonfirmasi kedatangannya ke Indonesia. Mereka terbang ke Jakarta untuk menghadiri peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika.
Para pemipin negara akan dijemput mobil Mercy keluaran terbaru yang berstatus pinjaman. Mobil keluaran Mercedes Benz dipilih karena bisa memenuhi kualifikasi termasuk untuk faktor keamanan.
Selama acara berlangsung, arus kendaraan seputar GBK dialihkan. Dari arah Jalan Gatot Subroto dialihkan ke Jalan Sudirman menuju Sisingamaharaja atau Semanggi.
Advertisement
3. KAA Bahas Deklarasi Kemerdekaan Palestina
Rangkaian acara Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) 2015 resmi dimulai, Minggu (19/4/2015). Di hari pertama agenda akan difokuskan pada pertemuan pejabat senior atau senior official meeting (SOM) negara kedua benua.
"Hari ini sudah mulai pertemuan SOM. Pembahasan tentu saja terfokus pada 3 dokumen yang akan dihasilkan oleh pertemuan konferensi ini yaitu Bandung Confrence, New Asia-Africa strategic Partnership, Deklarasi (dukungan kemerdekaan) Palestina," sebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di JCC Senayan, Jakarta.
Retno mengatakan, pembahasan mengenai outcome document KAA tidak hanya akan pada tingkatan SOM, tetapi juga di level pertemuan antar-menlu dan kepala negara atau pemerintahan Asia-Afrika.
Selengkapnya.
4. Alutsista Dalam Negeri 'Unjuk Gigi' di KAA
Konferensi Asia-Afrika (KAA) sudah resmi dibuka di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta. Puluhan delegasi negara-negara undangan hadir, meski beberapa di antaranya absen dalam konferensi ke-60 ini.
Dalam KAA ini juga terdapat beberapa stand pameran. Pantauan Liputan6.com, Minggu (19/4/2015), salah satu di antaranya pameran miniatur alat-alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Miniatur alutista yang ditampilkan buatan dalam negeri. Di antaranya dari PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Dok & Perkapalan Bahari, PT Len Industri, dan PT New Sentosa.
Apa saja yang dipamerkan? Selengkapnya di sini.
5. Sejarah Lahirnya Konferensi Asia Afrika
Let a new Asia and a new Afrika be born, mari kita lahirkan Asia baru dan Afrika baru. Inilah judul pidato presiden Indonesia pertama Soekarno atau Bung Karno di hadapan peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18 April 1955.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (19/4/2015), pidato yang berapi-api menyentak dan berani itu menggugah semua peserta KAA yang terdiri dari pemimpin dan delegasi 29 negara Asia dan Afrika.
KAA 1955 yang awalnya dipandang Negara Barat sebagai ide konyol dan sulit diwujudkan, menjelma menjadi kekuatan baru yang ditakuti Amerika Serikat dan Uni Soviet, 2 kekuatan yang mewakili Blok Barat dan Blok Timur.
Ide menyatukan negara-negara Asia dan Afrika digagas Indonesia dan didiskusikan dalam Konferensi Kolombo yang dihadiri Indonesia, India, Pakistan, Birma, dan Srilanka.
Selengkapnya.
(Mut)