Liputan6.com, Jakarta - Pada hari pertama pelaksanaan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) ke-24 di Jakarta, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat negara dan petinggi perusahaan untuk membicarakan bekerja sama perdagangan secara intens.
Menurut Rachmat, pertemuan ini yang memanfaatkan ajang World Economic Forum ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional.
"Pertemuan bilateral ini penting untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke depan," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti Selasa (21/4/2015).
Pertemuan bilateral pertama dilakukan dengan Menteri Perdagangan Afrika Selatan (Afsel) Rob Davies. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk segera melaksanakan pertemuan ketiga Joint Trade Comittee (JTC).
Dalam JTC, nantinya kedua Mendag sepakat untuk membahas Standar Nasional Indonesia (SNI), kerja sama akses pasar, zona ekonomi spesial, serta peningkatan kapasitas UKM, khususnya desain perhiasan, pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA), serta isu regional dan multilateral.
"Melalui JTC, saya yakin dan berharap Afsel dapat menjadi pintu masuk pemasaran produk-produk Indonesia ke negara Afrika lainnya," lanjut dia.
Rachmat menjelaskan saat ini neraca perdagangan Indonesia terhadap Afrika Selatan mengalami surplus sebesar US$ 923 juta. Nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut mencapai US$ 1,4 miliar. Sedangkan impornya hanya US$ 477 juta.
Ekspor utama Indonesia adalah kelapa sawit, karet alam, perhiasan, dan kendaraan bermotor. Sementara itu, produk-produk yang diimpor dari Afsel antara lain kayu, pulp kayu, gula, kapas. Sedangkan investasi Afrika Selatan di Indonesia mencapai US$ 500 ribu, utamanya di sektor jasa.
Pertemuan lain dilakukan dengan Menteri Pertanian Vietnam Cao Duc Phat. Rachmat fokus membahas cara mengangkat harga karet dan kopi di pasar dunia yang saat ini sedang jatuh.
Rachmat optimis bahwa pembicaraan ini dapat menaikkan harga karet dan kopi di perdagangan dunia. Untuk itu, diskusi ini akan melibatkan Thailand dan Malaysia sebagai negara penghasil karet dan kopi. Kedua negara ini turut merasakan imbas dari penuruan harga kedua komoditas tersebut.
Khusus untuk komoditas karet, Mendag dengan Mentan Vietnam sepakat untuk membentuk task force, sehingga penetapan harga karet dunia dapat ditentukan oleh para produsen.
Sedangkan untuk kerja sama kopi, kedua Menteri sepakat untuk melakukan kerja sama peningkatan produksi dan produktivitas kopi spesifikasi kedua negara dan manajemen suplai untuk menjaga stabilitas harga kopi. (Dny/Nrm)
RI Tingkatkan Hubungan Dagang dengan Afrika Selatan
Pertemuan memanfaatkan ajang World Economic Forum ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional.
diperbarui 21 Apr 2015, 10:03 WIBIlustrasi World Economic Forum (Foto: Reuters)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ciri-ciri Miom Sembuh: Panduan Lengkap Mengenali Tanda Kesembuhan
Lewat Ambassador’s Youth Diplomacy Academy, Kedubes AS Beri Keterampilan Dasar Diplomasi bagi Pemimpin Muda Indonesia
Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Dibuka, Cek Tahapan Seleksinya
Polisi Identifikasi Penyiram Air Keras Anggotanya di Tangsel
Iman Muslim Zaman Now Lebih Hebat dari Umat Terdahulu di Zaman Nabi, Bagaimana Bisa Gus?
NMAA Great of Indonesia Bakal Ramaikan Osaka Auto Messe 2025
Kenangan 19 Tahun Lalu, Konser Super Diva Perkenalkan Memori Tak Terlupakan Krisdayanti, Titi DJ, dan Ruth Sahanaya
Ciri Leukemia: Gejala, Penyebab, dan Penanganan Kanker Darah
Ditarget Selesai Paling Cepat 10 Hari, TNI AL Bersama Nelayan Cabut Pagar Laut di Tangerang
Mengukir Prestasi dan Karakter Melalui Pekan Olahraga PENABUR 2025
Satu Kantong Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Kembali Dievakuasi, Total Jadi 8
Bunga Zainal Tunjukkan Dukungan Penuh pada Anaknya Sebelum Kompetisi Asian World MUN dengan Pakaikan Dasi