Arungi Masa Silam di Museum Konferensi Asia-Afrika Bandung

Tak hanya menyimpan diorama masa lalu, Musem KAA menyimpan kisah bagaimana Indonesia berperan penting dalam perdamaian dunia.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Apr 2015, 15:38 WIB
Tak hanya menyimpan diorama masa lalu, Musem KAA menyimpan kisah bagaimana Indonesia berperan penting dalam perdamaian dunia.

Liputan6.com, Bandung - Museum Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat tak hanya menyimpan diorama benda-benda asli seperti becak, kursi, podium, atau perangko yang diterbitkan pada 1955.

Lebih dari itu, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (21/4/2015), museum tersebut menyimpan kisah bagaimana Indonesia berada di garis depan dan mengambil peran penting untuk melakukan perubahan.

Di dalam museum, pengunjung dapat mendengarkan kembali pidato yang menggelegar dari Presiden Sukarno di hadapan sejumlah petinggi negara peserta KAA di Gedung Merdeka, Bandung.

"Saya bangga, negara kami sebagai tuan rumah menjadi saksi sebuah perubahan dalam sejarah dunia. Pemimpin bangsa Asia dan Afrika bisa bertemu bersama di negara kami membicarakan kepentingan bersama meski banyak perbedaan. Semoga konferensi ini berjalan sukses," begitu terjemahan pidato pembukaan Konferensi Asia-Afrika oleh Presiden Sukarno.

Selain itu, pengunjung juga bisa melihat alat-alat tempo dulu yang digunakan awak pers meliput agenda akbar tersebut. Seperti beragam mesin ketik dan kamera. Saat itu, media berperan besar untuk menggaungkan hasil konferensi yang disebut Dasasila Bandung ke berbagai penjuru dunia.

Hasil konferensi tersebut meliputi keinginan perdamaian di negara-negara Asia dan Afrika, tidak ingin memihak Blok Barat yang dipimpin Uni Soviet dan Blok Timur yang dipimpin Amerika Serikat, serta menginginkan kesetaraan, kedaulatan, dan kedudukan yang sama di antara bangsa-bangsa di dunia. (Nfs/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya