Liputan6.com, Jakarta - Disinggung mengenai peringkat Filipina yang berada di urutan ke-95 dunia untuk kategori Ease of Doing Business (kemudahan berbisnis), Menteri Keuangan Filipina Cesar Purisma mengklaim ada yang keliru dengan metodologi penyusunan peringkat tersebut. Menurutnya, kelirunya metodologi tersebut menyebabkan pengumpulan data yang kurang akurat.
"Ada masalah dengan metodologinya karena yang dilihat hanya satu atau dua kota. Karena hanya kota terpilih yang disurvei saya rasa datanya kurang akurat," ujar Purisma dalam sesi diskusi di acara World Economic Forum on East Asia di Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Padahal di setiap negara seperti Indonesia dan India, terdapat island of excellent (lokasi potensial) dan island of challenge (lokasi yang perlu dikembangkan. Dengan merefleksikan metodologi penyusunan urutan Ease of Doing Business hanya berdasarkan satu atau dua kota, maka hasilnya tak akan akurat.
"Seperti China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu bahkan berada di peringkat ke-90 dalam peringkat tersebut," ungkapnya.
Meski mengklaim ada yang keliru dengan penentuan urutan Ease of Doing Business, Purisma mengaku peringkat tersebut dapat menjadi motivasi bagi negaranya di sektor bisnis. Peringkat itu juga dapat mendorong Filipina khususnya, agar menggenjot perekonomiannya lebih baik.
"Tapi tetap saja, metodenya harus diperbaiki," pungkasnya.
Indonesia sendiri tidak terlalu mempermasalahkan metodologi tersebut namun terus memperbaiki peringkat dengan melakukan berbagai macam pembenahan. Diawali dengan janji dari masing-masing instansi yang terlibat dalam pelayanan publik, dikawal dan dimonitor oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) serta Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), kini hampir semua instansi telah menjalankan langkah perbaikan.
Untuk memulai usaha misalnya, dari semula perlu waktu 53 hari, kini cukup 6 hari. Proses ini dimulai dari pembentukan badan hukum PT yang telah dilakukan secara secara online di Kementerian Hukum dan HAM, penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Kementerian Perdagangan.
Kemudian, pendaftaran tenaga kerja di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), serta pendaftaran kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan. Selain itu masih ada beberapa pembenahan yang lain. (Sis/Gdn)
Filipina Klaim Ada yang Keliru dengan Rating Kemudahan Berbisnis
Indonesia tidak terlalu mempermasalahkan metodologi penyusunan peringkat Ease of Doing Business.
diperbarui 21 Apr 2015, 19:03 WIBIlustrasi Investasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Harga Kripto 5 Januari 2025: Bitcoin Menguat Terbatas
Ramalan Kehidupan Cinta Setiap Zodiak di 2025, Part 2
Kue Popolulu, Cita Rasa Khas Gorontalo yang Memikat Wisatawan
Separatis Pakistan Klaim Ledakan Bom Bunuh Diri di Balochistan yang Bunuh 6 Orang
Apple Watch Series 4 Masuk Daftar Produk Lawas Apple
Saham Internet Jagoan Warren Buffett Bakal Naik 16% pada 2025
Prediksi Liga Inggris Liverpool vs Manchester United: Tantangan Mengerikan Setan Merah
Cara Cek Pengumuman CPNS 2024 di Link sscasn.bkn.go.id.
A Shop for Killers Dikabarkan Siap Syuting Musim Kedua Tahun Ini, Disney Plus Angkat Suara
Kisah Kocak Banser dan Gus Dur di Bandara Abdurrahman Saleh Malang, Bisa Kebalik-balik Gitu Ya..
Prabowo Masuk Daftar 10 Pemimpin Dunia Berpengaruh versi The Straits Times
Kasus HMPV Merebak di China, Kemenkes RI Ingatkan Langkah Pencegahan