Politisi PKB: Bersama Bangsa, Perempuan Desa Akan Bangkit

Politisi yang akrab disapa Cak Imin tersebut berharap, perempuan bangsa bisa menggali lebih dalam terutama terkait perannya di pedesaan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Apr 2015, 06:55 WIB
Cak Imin (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar menilai sosok Kartini bisa menjadi inspirasi, dan bisa memberikan semangat dan nilai-nilai di partainya. Semangat pun semakin menggelora saat peringatannya yang jatuh pada 21 April.

Politisi yang akrab disapa Cak Imin tersebut berharap, perempuan bangsa bisa menggali lebih dalam terutama terkait perannya di pedesaan, di mana tingkat pendidikan, ekonomi, dan keterbatasan akses informasi yang masih minim.

"Banyak sekali perempuan yang menjadi korban trafficking. Bersama perempuan bangsa, perempuan desa akan bangkit," ucap Cak Imin dalam acara talk show bertema 'Perempuan Desa Membangun Bangsa' yang diselenggarakan Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Selasa 21 April 2015 di DPP PKB, Jl.Raden Saleh, Jakarta.

Selain itu, Cak Imin juga menilai pesantren bisa memberikan pendidikan kepada kelompok perempuan.

"Pondok Persantren Denanyar menjadi yang pertama kali membuka kelas khusus  bagi perempuan. Sejak dibukanya sekolah perempuan. Maka, perempuan muslimah di Jawa Timur mempunyai peran," ujar Cak Imin.

Sementara itu, menurut Plt Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Suprayogo Hadi, saat ini ada perubahan paradigma dari 'membangun desa' menjadi 'desa membangun'. Hal itulah yang diharapkan bisa dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat, termasuk kaum perempuan.

Menurut Suprayogo, salah satu kegiatan produktif yang masih berjalan di desa saat ini adalah simpan-pinjam kelompok perempuan.

"Kegiatan seperti ini bisa dimanfaatkan dan potensial untuk pengembangan ekonomi pedesaan," ujar Suprayogo Hadi.

Suprayogo menambahkan, kegiatan simpan-pinjam kelompok perempuan ke depannya bisa dikembangkan menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Peran perempuan tidak hanya sebagai objek, akan tetapi juga sebagai subjek. Oleh karena itu, perempuan harus ikut dalam proses musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbang Desa), agar benar-benar bisa mengapresiasi suara perempuan," jelas Suprayogo.

Keterwakilan perempuan, menurut Suprayogo, sudah ada dalam sistem Musrenbang Desa.

"Kita memberikan kesempatan yang lebih besar kepada perempuan. Female base activity, tidak hanya kesetaraan tapi lebih dari itu, ada peran perempuan. Jadi ke depan hasil musrenbang desa tidak hanya lagi pembangunan fisik, tapi juga meningkatkan kualitas perempuan," tutur dia. (Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya