Liputan6.com, Jakarta Semakin tingginya jumlah masyarakat kelas menengah, membuat pengeluaran dan kesadaran kesehatan di Indonesia terus meningkat. Data Bank Dunia bahkan mencatat, setiap tahun penduduk kelas menengah di Indonesia tumbuh hingga 7 juta.
Hal ini pula yang dilirik oleh Philips Indonesia untuk membangun jaringan health care hingga pelosok Indonesia. Yang menarik, perusahaan yang terkenal dengan produk lampu ini ternyata telah berkecimpung di bidang kesehatan sejak 5 tahun silam.
CEO Philips Indonesia Suryo Suwignjo mengatakan, peluncuran BPJS pada 1 Januari lalu menjadi tonggak sejarah kesehatan Indonesia. Banyak masyarakat yang mulai memeriksakan dirinya ke rumah sakit tanpa khawatir biaya lagi. Sejak itu pula, Philips dengan berbagai produk inovasi kesehatannya semakin optimis dapat membantu masyarakat mencapai kualitas kesehatan yang lebih baik.
"Dengan layanan kesehatan yang lebih baik, harapan hidup akan lebih panjang. Sementara kedepan, akan ada ledakan jumlah penduduk tua yang seringkali diasumsikan dengan penyakit. Inilah yang membuat Philips komitmen di dalam bidang healthcare," kata Suryo saat diwawancarai Liputan6.com di Hotel Shangrila, Jakarta, ditulis Rabu (22/4/2015).
Menurut Suryo, berbagai terobosan teknologi Philips saat ini memang masih terfokus pada non communicable disease (penyakit tidak menular) seperti kanker, stroke, atau diabetes yang membutuhkan treatment intensif dan tidak cukup sekali pengobatan. "Dengan fokus ini, kita yakin membantu pemerintah, masyarakat, serta penderitanya untuk bisa lebih baik. tingkat kesembuhan juga lebih tingi dengan biaya yang masuk akal."
"Kami tidak ingin hanya menjual alat lalu meninggalkan mereka (tenaga kesehatan). Jadi paramedis juga biasanya memberi masukan untuk membuat layanan kita jauh lebih bisa berguna. Kontribusi layanan kesehatan misalnya, kami memiliki konsep health continue," tuturnya.
Konsep ini, kata Suryo, merupakan konsep kesehatan berkelanjutan yang dimulai dari gaya hidup sehat di rumah, semisal mengonsumsi makanan sehat, olahraga, isrtirahat yang cukup. Dan bila ternyata harus sakit, Philips memiliki alat rumah sakit dengan teknologi paparan radiasi yang rendah. Selanjutnya, proses ini berulang.
Sayangnya, mengenalkan konsep kesehatan di Indonesia bukan hal yang mudah. Pilihan hidup sehat cenderung disepelekan walaupun masyarakat sudah mengetahui mana yang sehat dan tidak. Suryo menyontohkan, Philips memiliki produk untuk menggoreng tanpa minyak. Tapi pernahkah Anda sadar, tahu goreng yang dijual di pinggir jalan itu lezat sekali padahal tidak sehat.
"Philips menciptakan penggorengan tanpa minyak sama sekali, tentu jauh lebih sehat. Tapi respon masyarakat berbeda, mereka tanya rasanya kayak apa. Ya kalau dibandingkan, minyak hitam lebih gurih. Ini pilihan, rasa gurih atau sehat. Ini tantangan kami karena hidup sehat itu butuh edukasi," jelasnya.
Kedepan, Suryo berharap, pemerintah dan swasta serta akademisi harus ada kerjasama yang erat untuk memajukan layanan kesehatan di Indonesia. Selain itu peningkatan kualitas layanan kesehatan dan tele-health dapat segera memberikan solusi.
Advertisement
Sebelumnya, Philips telah menelurkan sejumlah produk inovasi seperti CT Scan, skirining kanker, USG 4 Dimensi, MRI, produk untuk sumbatan jantung (kateter) untuk dipasang balon atau stent dan sebagainya. Kerjasama dengan berbagai rumah sakit juga telah dilakukan baik dengan RS pemerintah seperti RSCM dan RS Harapan Kita. Begitupun dengan rumah sakit swasta seperti RS Siloam, RS Ciputra, RS Mayapada dan sejumlah rumah sakit di daerah dari Sabang sampai Merauke.