Liputan6.com, Jakarta - Kepala Majelis Tinggi Korea Utara Kim Yong-nam meminta kepada seluruh delegasi dan peserta Konferensi Asia Afrika (KAA), untuk terus meningkatkan kerja sama yang sudah terbangun selama ini. Khususnya mengenai ancaman dan diskriminasi yang dilakukan pihak lain. Hal ini sesuai semangat komitmen yang sudah ada sejak konferensi ini pertama kali digelar pada 1955 di Bandung, Jawa Barat.
"Negara Asia dan Afrika juga harus bersama bertahan dari diskriminasi. Ini adalah komitmen yang baik untuk mengkonter dari adanya dominiasi negara lain. Semangat Bandung dan solidarity masih terjaga," ujar Kim Yong-Nam dalam acara puncak KAA ke-60 di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Kim Yong-nam yang merupakan utusan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un pada perhelatan ini juga menegaskan negaranya saat ini sedang fokus dalam isu demokrasi, ekonomi, serta hak asasi manusia (HAM) yang tengah terjadi di kawasan Asia dan Afrika.
"Dari persepktif ini, delegasi kami mendukung apa yang diperjuangkan dalam KAA," ucap Kim Yong-nam.
Pada kesempatan itu, tokoh Partai Pekerja Korea Utara berumur 87 tahun ini juga bercerita mengenai hubungan baik antara Indonesia dengan negaranya yang telah dibangun sejak era Presiden Soekarno. Dan seiring perkembangan zaman, kedua negara ini pun masih menjalin kerja sama bilateral yang baik.
"Bagaimana Kim Il-Sung (eks Presiden Korut) dulu menjalin hubungan baik dengan Soekarno (Presiden Indonesia pertama)," tutur dia.
Asian-African Summit resmi dibuka Presiden Joko Widodo di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta. Dalam pidato berbahasa Indonesia, Jokowi mengajak negara Asia-Afrika mewujudkan cita-cita diadakannya Konferensi Asia-Afrika sejak 60 tahun silam. (Gen/Rmn)
Advertisement