Liputan6.com, Beijing - Petugas perbaikan jalan di China menemukan sebuah fosil berukuran jombo, saat tengah menggali tanah untuk meletakkan pipa pembuangan. Tak ada yang menduga, ternyata benda yang ditemukan si pekerja itu adalah telur-telur dinosaurus.
Bakal dinosaurus itu ditemukan di pusat Kota Heyuan di tenggara China.
"Fosil jumbo, termasuk 19 telur yang masih utuh itu merupakan yang pertama ditemukan di Heyuan. Kini sedang diteliti oleh para ahli dari Heyuan Dinosaur Museum, untuk menentukan jenis makhluk purba apa pemiliknya," demikian diberitakan People's Daily Online yang dikutip dari Daily Mail, Kamis (23/4/2015).
Telur-telur yang diameternya antara 10 sampai 12 cm itu dalam kondisi baik-baik saja, meski ditemukan tertimbun batu pasir merah di daerah itu.
Advertisement
Saat fosil itu ditemukan, seorang pekerja sempat mencoba melarikan diri, dengan menggondol dua benda langka itu. Tapi aksinya digagalkan. Ia lantas ngacir tanpa membawa apapun.
Melihat kejadian tersebut, orang-orang yang melintas pun berinisiatif berpegangan membentuk 'rantai manusia'. Untuk melindungi situs penemuan tersebut, sampai polisi datang, dan artefak kuno diambil untuk pemeriksaan.
"Ada fosil telur dinosaurus di mana-mana, di bawah lapisan batu pasir merah (red sandstone). Itu belum pernah ditemukan sebelumnya, karena kota ini kerap membangun di atas lapisan tanah itu," ucap kepala kurator Du Yanli.
"Adanya perbaikan jalan dan sistem pembuangan limbah baru-baru ini, membuat lapisan merah batu pasir itu digali dan menguak penemuan fosil tersebut," tambah dia.
Pihak Heyuan Dinosaur Museum mengatakan, lebih dari 17.000 fosil telur dinosaurus ditemukan di China. Penemuan pertama terjadi pada tahun 1996. Pengelolanya pun bangga karena memiliki fosil telur dinosaurus, dan koleksi tersebut merupakan yang terbesar di dunia.
Seringnya ditemukan telur dinosaurus, membuat Kota Heyuan dijuluki sebagai 'rumah dinosaurus' di China.
Akibat penemuan fosil dinosaurus itu, pekerjaan galian tanah di area seluas 1,3 kilometer persegi dihentikan. Lalu di area itu diterapkan sebagai zona lindung geologi, untuk penelitian ilmiah lebih lanjut. Sebab, dikhawatirkan masih ada fosil serupa lainnya di lokasi tersebut. (Tnt/Ein)