Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyabut baik rencana Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) dengan memasukkan surat utang sebagai kategori simpanan. Namun, BNI belum berencana menerbitkan surat utang atau obligasi.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menjelaskan, rencana BI untuk melonggarkan rasio LDR tersebut akan berdampak positif kepada industri perbankan karena bisa meningkatkan ekspansi kredit dari industri perbankan.
"Rencana perluasannya di kategori deposito, artinya obligasi termasuk dana, ini dampaknya positif," kata Achmad, dalam pemaparan kinerja BNI Kuarta I 2015, di kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Secara sederhana, rasio LDR adalah pembagian antara jumlah simpanan atau dana yang mampu dikumpulkan oleh bank dibagi dengan jumlah penyaluran kredit. Selama ini yang masuk dalam kagetori simpanan atau dana hanyalah Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu tabungan, giro dan deposito. Dengan masuknya obligasi ke dalam kategori simpanan maka faktor pembilang lebih besar sehingga rasio LDR akan semakin rendah.
Rendahnya rasio LDR tersebut bisa membuat bank menyalurkan kredit lebih besar. Alasannya, dalam aturan Bank Indonesia mengenai Giro Wajib Minumum (GWM) dan LDR, bank wajib memenuhi rasio LDR di level 78 persen hingga 92 persen. Jika rasio LDR berada di luar koridor tersebut maka bank mendapat pinalti untuk menaikkan GWM.
Dengan masuknya obligasi ke dalam faktor pembilang maka rasio LDR akan bisa lebih rendah. Dengan rasio LDR rendah tersebut maka bank bisa menyalurkan kredit lebih tinggi.
Namun memang, meskipun BI akan melonggarkan aturan LDR tersebut, BNI belum akan menerbitkan obligasi dalam waktu dekat ini. "Aturan itu memang akan menurunkan LDR, tapi kami dalam waktu dekat ini belum berencana untuk menerbitkan olbigasi," tuturnya.
Menurut Achmad, BNI baru akan menerbitkan obligasi pada tahun depan seiring dengan digenjotnya proyek infrastruktur yang dilakukan pemerintah. "BNI masih menggunakan DPK untuk membiayai ekspasi kredit. Infrastruktur memang demand sangat tinggi, prediksi kami jika memang banyak pembangunan infrastruktur maka penarikannya baru akan signifikan mulai tahun depan," pungkasnya.
Untuk diketahui, rasio LDR BNI sampai dengan Maret 2015 tercatat 87,8 persen, turun jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 88,4 persen. Jika dijabarkan, LDR untuk mata uang rupiah di level 88,6 persen dan untuk mata uang asing tercatat 82,5 persen. (Pew/Gdn)
Advertisement