Genjot Investasi China, BKPM Bentuk Tim Marketing Khusus

Tren realisasi investasi China di Indonesia terus mengalami peningkatan.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Apr 2015, 10:00 WIB
Ilustrasi Investasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Guna mendorong investai China di Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membentuk tim khusus untuk mempromosikan peluang investasi di dalam negeri kepada para investor negeri tirai bambu tersebut.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, hal ini sebagai komitmen lembaganya untuk memfasilitasi investor China baik yang telah maupun yang akan berinvestasi di Indonesia.

"Kami membentuk tim marketing investasi khusus China untuk meningkatkan pelayanan kepada investor China," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Selain membentuk tim marketing khusus, BPKM juga berencana untuk membuka kantor perwakilan di China serta meminta Kedutaaan Besar Indonesia untuk membantu mencapai target peningkatan tersebut.

"Selain itu, kami berencana akan membuka kantor perwakilan BKPM atau Indonesia Investment Promotion Centre di China. BKPM dan Kedutaaan Besar Republik Indonesia di Beijing siap dan dengan senang hati membantu para investor China untuk meningkatkan investasi di Indonesia," lanjutnya.

Dia menjelaskan, tren realisasi investasi China di Indonesia terus mengalami peningkatan dari US$ 297 juta pada 2013, menjadi US$ 800 juta pada 2014. Pada kuartal IV 2014, realisasi investasi China sebesar US$ 471 juta, dan menempatkan China sebagai negara investor terbesar keempat di Indonesia.

"Dengan tren yang meningkat ini, diharapkan akan semakin banyak investor China yang merealisasikan investasinya di Indonesia," kata dia.

Franky mengungkapkan, selama dua periode yaitu dari 2005 hingga 2014, nilai rencana investasi China sebesar US$ 24,27 miliar, namun yang direalisasikan hanya US$ 1,8 miliar, atau sekitar 7 persen dari total rencana investasi China di Indonesia.

Dalam lima tahun terakhir, sektor terbesar investasi China di Indonesia adalah sektor utilitas yaitu listrik, air, dan gas yang mencakup 23 persen. Selanjutnya 21 persendi sektor pertambangan, dan 16 persen di industri logam, mesin, elektronik. Dari segi wilayah, 52 persen investasi China direalisasikan di luar Pulau Jawa.

"Kami berharap semakin banyak lagi investasi China di luar Pulau Jawa,” tambah Franky.

Untuk mendukung komitmen pemerintah mendorong investasi di luar Jawa, Franky menyatakan, pemerintah saat ini sedang mengembangkan dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan di seluruh Indonesia. Empat free trade zone telah dikembangkan antara lain di Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun, lengkap dengan bandara, pelabuhan, jalan tol, dan kawasan industri.

Delapan kawasan ekonomi khusus (KEK) telah dibangun berikut infrastruktur pendukungnya dengan fokus sektor pengembangan yang berbeda, 15 kawasan industri akan dikembangkan hingga tahun 2019, melengkapi 79 kawasan industri yang saat ini beroperasi di Indonesia. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya