Ahok: Munafik, Main Cewek Diam-diam Tak Dosa Tapi Lokalisasi Dosa

Ahok mengibaratkan permasalahan prostitusi seperti manusia dan kotoran.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 24 Apr 2015, 10:59 WIB
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama saat menghadiri sidang paripurna DPRD DKI Jakarta terkait Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Kamis (23/4/2015). DPRD menilai kinerja pemda dan aparatnya pada tahun 2014 buruk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara maju melokalisasikan prostitusi. Alasannya untuk mencegah praktik prostitusi terselubung dan memudahkan pengawasan.

"‎Negara-negara maju menyediakan lokalisasi supaya gampang kontrol, termasuk gampang untuk membuat orang bertobat‎," kata pria yang akrab disapa Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

‎Ahok mengibaratkan permasalahan ini seperti manusia dan kotoran. Manusia menjadi beradab karena tidak buang kotoran sembarangan, tapi membuangnya pada satu tempat khusus. Hal ini pula yang harusnya dilakukan untuk menangani masalah prostitusi terselubung.

"Makanya orang bikin toilet, bikin MCK, bikin WC supaya kamu tidak buang kotoran sembarangan. Di WC itu kotorannya sama, cuma karena di WC yang terlokalisasi, ini jadi beradab‎," ujar dia.

Mantan Bupati Belitung Timur itu paham, masyarakat DKI Jakarta tidak akan membiarkannya membuat lokalisasi prostitusi. ‎Meski begitu, Ahok menegaskan penolakan itu terjadi karena banyak masyarakat yang munafik.

"Kita ini semua munafik. Curi uang rakyat tidak dosa, main cewek diam-diam tidak dosa, tapi kalau prostitusi dilokalisasi, wah dosa besar. Judi itu dosa besar, tapi main golf taruhan tidak dosa," tutur dia.

Isu pembuatan lokalisasi mencuat setelah kasus pembunuhan Deudeuh Alfi Sahrin atau @tataa_chubby terungkap. Tapi, pembuatan lokalisasi masih ditentang sebagian pihak.

Deudeuh Alfi Sahrin ditemukan tewas di kamar kosnya Jalan Tebet Utara 15-C, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Sabtu 11 April malam. Dalam kondisi tanpa busana, mulut disumpal kaus kaki hitam dan lilitan kabel pada lehernya.

Saat olah TKP, polisi menemukan 2 alat kontrasepsi bekas pakai di kamar korban. Jenazah janda beranak satu ini dimakamkan pada Minggu 12 April 2015 siang di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Pembunuh Deudeuh, Prio Santoso alias Rio ditangkap di rumahnya, kawasan Jonggol, Bogor pada pukul 03.30 dini hari tadi, Rabu 15 April 2015, tanpa perlawanan. Rio membunuh karena sakit hati disebut bau badan oleh Deudeuh. (Mut/Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya