Berani Rasakan Tren Terapi Berbahaya di Rel Kereta Rawa Buaya?

Tren yang terbentuk di Indonesia memang aneh-aneh saja, salah satunya terapi rel kereta untuk penyembuhan penyakit.

oleh Jazaul Aufa diperbarui 27 Apr 2015, 10:35 WIB
Berani Rasakan Tren Terapi Berbahaya di Rel Kereta Rawa Buaya?

Liputan6.com, Jakarta Pernah mendengar mengenai terapi rel kereta api? Terapi yang dilakukan dengan membaringkan diri ke rel kereta yang hampir setidaknya setiap 20 menit dilalui oleh kereta? Peristiwa tersebut terjadi di rel kereta Rawa Buaya, Jakarta Barat.

Terapi yang sungguh berbahaya tersebut bermula dari kisah rumor mengenai seorang pria yang mencoba bunuh diri dengan membaringkan dirinya di rela kereta. Hal nekat tersebut ia lakukan setelah gagal melakukan perawatan medis untuk menyembuhkan kelumpuhannya.

Apa yang terjadi dengan pria tersebut? Menurut desas-desus, usai membaring diri di atas rel kereta tersebut, ia merasa sembuh secara tiba-tiba, mengutip dari laman WowShack, Senin (27/4/2015). Akhirnya, warga setempat pun mengikuti cara penyembuhan tersebut.

Beberapa warga setempat yang tak setuju pun sempat memprotes aksi itu. Mereka menganggap bahwa aksi tersebut semacam upaya bunuh diri massal. Namun, apa yang terjadi?

Para pelaku tetap melakukan hal tersebut demi mendapat kesembuhan. Sebab, tak hanya dari rumor tersebut saja, mereka berkeyakinan bahwa arus listrik bertegangan rendah yang mengalir pada rel dapat membantu proses penyembuhan.

Tren yang terbentuk di Indonesia memang aneh-aneh saja, salah satunya terapi rel kereta untuk penyembuhan penyakit.

Nampaknya, mereka memang tak takut dengan potensi kereta yang berjalan di jalur yang berlawanan. Buktinya, tak hanya para lansia atau orang tua saja yang menjajal terapi berbahaya itu. Anak-anak pun turut menghabiskan waktu mereka untuk berbaring di atas rel kereta tersebut.

Tren yang terbentuk di Indonesia memang aneh-aneh saja, salah satunya terapi rel kereta untuk penyembuhan penyakit.

Upaya protes yang dilakukan oleh warga setempat hingga otoritas kereta api di Jakarta yang tak setuju nampaknya tak diindahkan oleh mereka. Tahun 2007, peringatan bahwa berbaring di atas rel merupakan larang dan bisa menyebabkan pelakunya mendekam di penjara selama tiga bulan pun tidak dipedulikan.

"Kami telah berulang kali mendesak mereka untuk tidak melakukannya karena sangat berbahaya," kata juru bicara kereta api kala itu, Mateta Rizalulhaq.

Menurut Anda, bagaimana langkah pengentasan yang tepat agar pelaku tidak melakukan terapi rel kereta api tersebut? (auf/ret)

[]

Tren yang terbentuk di Indonesia memang aneh-aneh saja, salah satunya terapi rel kereta untuk penyembuhan penyakit.
 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya