Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk di hadapan Komisi VI DPR membeberkan proyek transportasi massal Light Rapid Transit (LRT) yang akan didanai dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dan penerbitan saham baru (rights issue) pada tahun ini. Suntikan modal sebesar Rp 1,4 triliun sepenuhnya akan dialokasikan ke proyek LRT di Jabodetabek.
Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan mengungkapkan, rencana pembangunan LRT di Jabodetabek telah diajukan ke berbagai pihak, seperti Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dan Kementerian Perhubungan terkait integrasi antar moda di wilayah tersebut.
"Kami mengajukan rights issue untuk diputuskan supaya bisa membangun moda LRT dengan konsep ada sarana parkir kendaraan di setiap ujung stasiun," jelas dia saat Rapat Kerja bersama Komisi VI di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Adhi Karya mengantongi PMN Rp 1,4 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 dengan estimasi dana publik yang bisa diraup Rp 1,35 triliun.
Awalnya kebutuhan pembiayaan untuk transportasi massal Rp 1,89 triliun dan kebutuhan pembangunan stasiun Rp 852 miliar.
"Tapi setelah ada pembahasan dengan Pemda DKI dan Kementerian teknis, diputuskan bersama bahwa pembangunan moda transportasi LRT, bukan monorel meski kapasitas sama," tutur dia.
Dia menjelaskan, teknologi LRT lebih terbuka dibandingkan dengan monorel atau metrotrain yang sempit. Sehingga teknologi ini sangat baik untuk daya tahan LRT.
"Jadi ada sedikit penambahan di strukturnya. PMN 100 persen digunakan untuk kebutuhan transportasi. Ada dana dari publik dan alokasi ekuitas berbagai kebutuhan tadi sehingga totalnya Rp 2,06 triliun. Jadi kami nggak mengubah total dana publik dan PMN," paparnya. (Fik/Nrm)