Dibentuk Guna Hentikan Korupsi, Petral Justru Jadi Sarang Mafia

Petral dibentuk pada era Kepemimpinan mantan Presiden Soeharto, karena maraknya praktek korupsi di Pertamina.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Apr 2015, 14:12 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Staff Khusus Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu menyatakan awal tujuan pembentukan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) adalah untuk menghentikan aksi korupsi di tubuh PT Pertamina (Persero).

Kenyataannya, Petral justru saat ini menjadi sarang mafia. Petral dibentuk pada era Kepemimpinan mantan Presiden Soeharto, karena maraknya praktek korupsi di Pertamina.

Kala itu dinilai harus ada unit usaha baru yang mengurusi peradagangan minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Padahal orang tua ini bisa membeli langsung, dulu alasannya Petral didirikan betul saat Pak Harto melihat korupsi di Pertamina sangat tinggi," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Petral yang berkedudukan di Hong Kong memiliki area bermain di Singapura. Seiring waktu, pembentukan Petral yang bertujuan untuk menghentikan pratek korupsi malah jadi sarang mafia.

"Dibentuklah perusahaan di Hong Kong, tapi ternyata mafianya pindah ke sana, karena mafia di Singapura maka Petral badan hukum Hong Kong yang kerja di Singapura," ungkapnya.

Said mengatakan, dirinya pernah ikut berperan dalam pembubaran perusahaan ini sejak 2006, dengan dibentuknya Integrated Supplay Change (ISC) sebagai badan pengganti Petral.

Namun rencana tersebut digagalkan karena ada pihak yang menginginkan Petral tetap beroperasi, dan ISC kembali vakum dengan dipecatnya Sudirman Said yang waktu itu menjabat sebagai kepalanya.

"Jangan sampai ini gagal, tahun 2006 tapi 2009 gagal, Sudirman Said dipecat," pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya