Liputan6.com, Jakarta - Sosok Toyota FJ40 menjadi SUV yang sangat kondang di Tanah Air. Mobil yang akrab disapa Hardtop ini banyak dijumpai di berbagai pelosok Nusantara terutama di daerah pegunungan atau perkebunan.
SUV ini memiliki tampilan yang macho dan intimidatif. Tak hanya itu, performanya pun buas saat melintasi medan yang sangat terjal serta mumpuni ketika dipacu di atas aspal.
Namun begitu, SUV ikonik Toyota ini tetaplah memiliki kelemahan. Hal inilah yang membuat sosok Hardtop kebanyakan dimiliki oleh kalangan pecinta off-road sejati.
Berikut ini deretan kelemahan yang dimiliki Toyota FJ40 yang berhasil dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber:
1. Boros BBM
Tak ada yang menyangkal jika Toyota FJ40 memiliki tenaga mesin yang melimpah. Dibekali mesin berkapasitas besar tentu berdampak pada konsumsi BBM yang juga cukup banyak.
Dikatakan, konsumsi BBM rata-rata dari Toyota Hardtop ini hanya 4km/l. Bahkan, konsumsi BBM 5 km/l dapat dibilang irit untuk FJ40 bermesin bensin.
2. Suspensi kaku
Hadir sebagai SUV untuk medan berat tak membuat Toyota mendesain FJ40 dengan karakter suspensi yang empuk. Malahan, menurut pengakuan penggiat blog yang pernah menggunakan Hardtop menjelaskan jika karakter suspensi mobil ini tergolong keras.
Pengguna Hardtop pun harus bersiap pegal-pegal setelah berjalan jauh dengan kondisi jalur yang rusak. Namun begitu, kombinasi antara karakter suspensi yang keras dengan sasis berbahan baja yang kokoh menjadikan FJ40 stabil saat melintasi medan terjal.
Klik halaman selanjutnya >>>
Next
3. Rem tromol kurang mumpuni
Kelemahan selanjutnya yang dimiliki oleh Toyota FJ40 adalah performa rem tromolnya yang kurang mumpuni menahan laju kendaraan secara tiba-tiba. Rem akan berubah menjadi blong saat melakukan hard braking.
Selain itu, rem yang dimiliki Hardtop juga dapat mengunci tiba-tiba ketika roda terkena air baik saat melintasi kubangan atau menyeberangi sungai. Roda bisa terkunci ketika si pengemudi menekan pedal rem secara mendadak.
4. Kanvas kopling cepat habis
Mobil dengan transmisi manual sangat mengandalkan kopling untuk memutus atau menyambung tenaga dari mesin ke gigi transmisi. Sayangnya, tenaga besar yang dihasilkan mesin FJ40 membuat kanvas koplingnya cepat habis akibat terus bergesekan saat digunakan menahan daya ke transmisi.
Alhasil, kopling akan cepat slip atau kasus terparahnya dapat terbakar akibat kepanasan karena terlalu sering bergesek. Kerusakan seperti ini sungguh merepotkan karena harus membongkar sistem perseneling secara keseluruhan yang merupakan setengah bagian mesin.
(ysp/gst)
Advertisement