Liputan6.com, Jakarta - Komisi VI DPR memuji Jepang dan meragukan China mampu menjalankan proyek kereta super cepat (high speed railways/HSR) atau yang biasa disebut Shinkansen Jakarta-Bandung.
Ketua Komisi VI DPR, Ahmad Hafidz Tohir memiliki penilaian sendiri tentang kemampuan dua negara ini untuk membangun Shinkansen.
"Kalau teknologi jelas bagus Jepang. Saya meragukan China akan mampu menanamkan investasinya di Indonesia," ungkap dia saat berbincang dengan wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Berdasarkan pengamatan, Hafidz mengaku, belum ada satupun investasi asal China yang berjalan di Indonesia, kecuali proyek. Sementara Jepang sudah terbukti melalui ekspansi maupun penanaman modal baru sejak 1980.
"Teknologi Jepang memang lebih mahal dari China, tapi saya melihat kesungguhan Jepang investasi di sini sudah terbukti. Jokowi sudah bolak-balik ke China belum ada investasi yang jalan," papar dia.
Dia menganggap wajar bila investasi Jepang di Indonesia dalam bentuk kajian kereta super cepat diiringi dengan penggunaan teknologinya oleh pemerintah atau perusahaan yang akan menggarap proyek tersebut.
"Jadi tinggal bagaimana kita mengatur strategi, kemampuan para menteri melobi. Yang penting nggak usah dikotomikan Jepang atau China, sekarang negara mana yang serius. Itu sudah cukup," pungkas Hafidz. (Fik/Nrm)