Liputan6.com,Batam - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menilai aksi penyelundupan barang ke Indonesia yang masuk di Perairan Selat Malaka dan Laut China Selatan sudah sangat merugikan negara.
Sebab itu, dia menegaskan, khusus dalam hal pengawasan perairan, pengembangan program patroli laut yang dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, khususnya di Perairan Selat Malaka dan Laut China Selatan harus ekstra keras digalakkan.
Patroli laut berbasis di empat pangkalan operasi (OP) yang terbesar di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain Bea dan Cukai Batam, Tanjung Priok, Balai Karimun dan Pantolan.
"Dari keempat Pangkalan Operasi mempunyai wilayah masing-masing. Namun dengan demikian koordinasi pengawasan harus komprehensif dan berkesinambungan di antara masing masing," jelas Menkeu saat meninjau Barang-barang Hasil Tangkapan Penyelundupan di Gudang Kantor Bea dan Cukai, Batu Ampar Batam pada Jumat (24/4/2015).
Pada kesempatan ini, dia sangat mengapresasi atas kinerja Bea dan Cukai Batam karena telah berhasil menggagalkan penyelundupan barang -bang ilegal yang membuat negara rugi.
"Saya menyampaikan apresasi kepada Jajaran Direktorat Bea dan Cukai khususnya kantor pelayanan utama Batama dan di Rektorat wilayah Kepulauan Riau, petugas Patroli, penindakan dan penyidik. Yang tak kenal lelah melaksanakan tugas negara," tegas Menkeu.
Advertisement
Adapun barang - barang selundupan yang berhasil ditangkap Bea Cukai Batam, mulai dari minuman mengandung etil alkohol sebanyak 48,016 kaleng, 163.240 batang rokok tanpa cukai.
Selain itu juga terdapat 1.100 karung beras Thailand. Beserta 100 karung gula pasir. Adapula telepon seluler dan keramik.
Menkeu berpesan setiap Pangkalan Oprasi Direktorat Bea dan cukai harus tetap terjaga agar dapat terwujud pengawasan di darat, laut dan udara di perbatasan yang terintegrasi.(Ajang/Nrm)