Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan akan memecat Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta Retno Listyarti yang dianggap lebih mementingkan wawancara dengan stasiun TV ketimbang mendampingi anak didiknya menghadapi Ujian Nasional pada Senin 13 April 2015. Ahok diminta tidak memecat Retno.
"Ibu Retno bukan bermaksud melecehkan aturan atau melanggar aturan. Dia sudah berusaha buru-buru kembali ke sekolah lagi agar tidak terlambat. Toh ada wakil kepala sekolah. Jadi maksud saya, ini kan masalah kecil. Jangan dibesar-besarkanlah. Jangan mentang-mentang dia guru, jabatannya kecil lalu dia dibegitukan (pecat)," tutur pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (25/4/2015).
Jika pemecatan itu terjadi, lanjut Abduhzen, akan tergambar jika sistem pendidikan Indonesia dangkal dalam memilah masalah. Karena yang dilakukan Retno hanya kesalahan teknis, bukan pelanggaran kode etik profesi guru.
"Kalau diusulkan atau ada pemberhentian Kepala Sekolah, kasihan sistem (pendidikan) kita. Seakan-akan dangkal sekali," ucap dia.
Retno yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Buruh Indonesia (Sekjen FSGI) dikenal kritis dan vokal dalam menyuarakan aspirasi rekan-rekan sejawatnya. Hal itu pula dikhawatirkan Abduhzen sebagai celah bagi para pihak yang tidak suka dengan sikap Retno untuk menjatuhkan perempuan yang sudah mengabdikan dirinya selama 20 tahun sebagai guru.
"Saya khawatir saja, Retno kan vokal, suka kritik siapa saja. Suka kritik orang Dinas Pendidikan juga. Mungkin ada orang yang sudah tidak suka sama dia, jadi saat dia sendirinya salah, langsung banyak yang besar-besarkan," kata Abduhzen.
Menurut Abduhzen, Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebaiknya fokus dalam merencanakan program-program pelatihan yang mampu meningkatkan kualitas guru di Jakarta ketimbang mengurusi satu guru dengan kesalahan yang sederhana. Sampai saat ini, Dinas Pendidikan dianggap belum berhasil membuktikan kualitas para guru di Jakarta memenuhi standar nilai yang berlaku.
"Pemerintah Jakarta kan memiliki anggaran pendidikan yang banyak, harus bikin program yang efektif, padat, terukur dan terbukti bisa mengubah kinerja guru dan motivasi guru. Sampai saat ini belum ada program seperti itu," tutup Abduhzen. (Han/Sss)
Dangkalnya Sistem Pendidikan dari Kasus Kepsek SMAN 3
"Ini kan masalah kecil. Jangan dibesar-besarkanlah. Jangan mentang-mentang dia guru, jabatannya kecil lalu dia dibegitukan."
diperbarui 25 Apr 2015, 12:55 WIBSejumlah guru yang tergabung dalam FSGI menggelar aksi dukungan terhadap Kepala Sekolah SMA 3 Retno Listyarti terkait laporan orangtua murid SMAN 3 Jakarta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (10/3/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gempa Hari Ini Jumat 15 November 2024 Tiga Kali Guncang Cianjur dan Sukabumi
Koreografi Suporter Timnas Indonesia Getarkan Stadion Utama Gelora Bung Karno
Shin Tae-yong Ungkap Alasan Tak Masukkan Eliano Reijnders dalam Skuad Timnas Indonesia saat Hadapi Jepang dan China
Shin Tae-yong Bongkar Alasan Timnas Indonesia Keok dari Jepang: Buang Peluang di Babak Pertama
Timnas Indonesia vs Jepang Berakhir 0-4, Warganet Ucapkan Terima Kasih Meski Sedih
Biadab, Pria di Lampung Rudapaksa Anak Tirinya hingga Hamil dan Melahirkan
Jelang Laga Indonesia Kontra Jepang, Ibu Mertua Azizah Salsha Berdoa dan Sholat Dhuha Untuk Pratama Arhan
Bocoran Masa Depan Shin Tae-yong Usai Kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang: 5 Berita Panas Tentang Pasukan Garuda
Penjelasan TNI soal Viral Foto Perwiranya Bareng Ivan Sugianto yang Disorot Publik
Kalah dari Jepang, Timnas Indonesia Huni Dasar Klasemen
Shin Tae-yong Ungkap Tantangan Sebagai Pelatih Timnas Indonesia: Sulit Lolos ke Piala Dunia 2026, tapi Saya Akan Mencoba
Erick Thohir Pasang Badan Usai Timnas Indonesia dari Jepang: 'Saya Minta Maaf dan Bertanggung Jawab