Citizen6, Jakarta - Pelacur sejatinya adalah sebuah pekerjaan yang identik dengan dunia hitam. Banyak masyarakat yang menganggap pelacur sebagai pekerjaan yang menjijikkan.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini tentunya terkait dengan norma-norma serta nilai-nilai keagamaan yang dianut masyarakat tersebut. Namun tahukah Anda, dalam sejarah dunia, ada beberapa pelacur yang namanya tercatat dalam sejarah karena mengubah dunia.
Meski awalnya menjalani dan menekuni dunia prostitusi, namun kemudian memiliki peran yang besar. Siapa saja mereka? Simak penuturan berikut ini:
1. Theodora (Abad ke-5 Masehi)
Sebelum menjadi seorang permaisuri, Theodora telah mengalami perjalanan hidup yang panjang. Karena begitu miskin, saat kecil ia dan dua kakaknya dikirim oleh ibunya ke kota untuk menjadi pelacur.
Akan tetapi, untuk menjadi pelacur di Konstantinopel pada masa itu haruslah pandai menari, menyanyi, atau bermain alat musik. Sedangkan Theodora tak menguasai ketiga hal tersebut. Theodora pun menjadi pelacur paling kacau di seluruh Konstantinopel.
Namun pada suatu hari nasibnya berubah. Ia bertemu dengan pria yang mengaku bernama John. John ternyata kaisar yang menyamar. Ia melamar Theodora dan menjadi permaisuri.
Selama kepemimpinan John, Theodora menjelma menjadi permaisuri yang tegas menindak pelaku pemerkosaan dan membantu menetapkan hak kepemilikan properti untuk perempuan di Konstantinopel. Masa kecilnya yang kelam memberikannya banyak pelajaran hidup.
Advertisement
2. Aspasia (470-400 SM)
Aspasia dilahirkan dari keluarga yang miskin. Untuk dapat bertahan hidup, ia terpaksa bekerja sebagai pelacur. Pada masa tersebut, pelacuran dilegalkan dan disenangi masyarakat Yunani. Aspasia tidak ingin menjadi pelacur yang biasa-biasa saja. Berkat kegigihannya, ia berhasil menjadi pelacur kelas atas dan nomor satu di Athena.
Dengan kecerdikannya, Aspasia mendekati Pericles, pria nomor satu di Athena. Mereka kemudian menikah. Pernikahan mereka menjadi pusat perhatian di Athena. Sampai-sampai Socrates memberi penghargaan kepada pasangan tersebut.
3. Rahab (1400 SM)
Rahab merupakan seorang wanita yang cerdas dan berjiwa independen. Pada masa itu, menjadi seorang istri layaknya menjadi budak bagi seorang suami. Rahab menolak pinangan seorang pria dan lebih memilih menjadi pelacur karena ingin bebas dan tak terikat.
Pada suatu hari, mata-mata dari kota sebelah berusaha menyusup ke kota tempat Rahab tinggal. Rahab melindungi mata-mata tersebut sehingga prajurit di kota tempat Rahab tinggal tak bisa menemukan si mata-mata. Rahab melakukannya karena tak menyukai kepemimpinan sang raja.
Mata-mata musuh pun dengan mudah kembali ke kotanya. Informasi dari mata-mata yang disembunyikan Rahab membuat kota tempat Rahab tinggal mudah ditaklukkan oleh musuh. Peristiwa ini bahkan dicatat dalam Kitab Perjanjian Lama tentang seorang pelacur yang mengubah dunia.
Advertisement
4. Nell Gwynn (1650-1687)
Gwynn lahir dari pasangan pemilik rumah bordil. Sedari kecil, Gwynn yang pintar telah bekerja membantu orangtuanya di rumah bordil tersebut. Pada suatu hari, Raja Charles II berkunjung ke rumah bordil milik orangtua Gwynn.
Terkesan dengan kelincahan dan kecerdasan Gwynn, Raja Charles II mengangkatnya menjadi selir. Segera saja ia menjadi selir kesayangan raja. Banyak keputusan-keputusan penting Raja Charles II sesungguhnya berasal dari pemikiran Gwynn.
5. Georgina Bayer
Georgina sesunggunya terlahir sebagai seorang pria dengan nama asli George Bertrand. Ia menekuni dunia prostitusi setelah menjadi waria saat remaja. Ia mengumpulkan uang dengan menari telanjang dan menjadi pelacur. Namun suatu saat, ia diperkosa oleh empat orang tidak dikenal di sekitar lingkungan tempatnya bekerja.
Trauma dengan apa yang dialaminya, George pindah ke Selandia Baru untuk memulai hidup baru. Di sana ia melakukan operasi kelamin. Selanjutnya, ia memulai karier dengan mencoba menjadi aktris. Kemudian kariernya berlanjut menjadi seorang pembawa acara di stasiun radio.
Pada awal tahun 1990-an, ia bergabung dengan dunia politik. Tahun 1995, ia menjadi wali kota transgender pertama di dunia. Lima tahun berikutnya, Georgina menjadi salah satu anggota parlemen. Selama delapan tahun bekerja hingga pensiun, ia senantiasa memperjuangkan hak-hak untuk para lesbian, gay, biseksual, dan transgender di seluruh dunia.
Advertisement