Liputan6.com, Jiangsu - Upacara pemakaman umumnya dilakukan secara sederhana. Tapi tak demikian dengan acara pelepasan terakhir terhadap orang terkasih di China.
Pemakaman di negeri Tiongkok tak harus menjadi momentum duka penuh tangisan yang menyayat hati. Mereka memilih pendekatan berbeda untuk mengucap selamat tinggal pada orang terkasih yang meninggal dunia.
Mereka biasanya menyewa marching band, bahkan mengundang penari striptis untuk acara pemakaman. Kehadiran mereka sedang tren di beberapa daerah pedesaan China.
Namun keberadaan para penari striptis itu kini tengah menjadi target aparat yang berupaya keras mengakhiri praktik tersebut.
"Acara tersebut digelar di suatu daerah sebelah utara Provinsi Hebei dan sebuah kawasan lain di sisi timur Provinsi Jiangsu," ucap Kementerian Kebudayaan China seperti dikutip dari BBC, Sabtu (25/4/2015).
"Tindakan semacam itu perilaku tidak beradab," sambung pihak Kementerian Kebudayaan China melalui pernyataan yang dikutip dari Xinhua.
Guna mencegah acara pemakaman yang menghadirkan penari striptis terulang, pihak kementerian akan bekerja sama dengan kepolisian. Bahkan, baik penari maupun penyelenggara diberikan sanksi.
Penari striptis kerap diundang ke prosesi pemakaman untuk memikat perhatian khalayak ramai. Di China, semakin banyak orang yang datang ke sebuah pemakaman, menandakan mendiang yang dimakamkan sangat dihormati.
Menyewa penari telanjang untuk mengundang khalayak akhirnya kerap dilakukan meski dianggap tak tepat. Aparat keamanan berupaya meredam praktik semacam itu, namun selalu gagal.
"Penari striptis di China itu ilegal. Menggelar atraksi eksotis dalam acara pemakaman menjadi tanda kehidupan modern di China, ketika kefanaan dan kesombongan lebih dihargai ketimbang tradisi," sebut laporan kantor berita Xinhua.
Advertisement
Fenomena penari telanjang pun menjadi buah bibir di media sosial China. "Saya gagal paham mengapa penari striptis di pemakaman bisa dipandang sebagai sesuatu yang bermoral," tulis seorang pengguna jejaring sosial. (Tnt/Sss)