Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah belakangan mendorong penggunaan uang digital di tengah masyarakat. Sayangnya, jumlah penggunaan uang digital masih terbilang rendah meskipun telah didorong oleh berbagai pihak, seperti operator telekomunikasi maupun perbankan.
Yessie D. Yosetya selaku Chief Digital Services PT XL Axiata Tbk mengungkapkan, pihaknya turut andil dalam program pemerintah terkait penggunaan uang digital. Tingginya alokasi dana dalam membuat uang fisik diakuinya merupakan salah satu penyebab pemerintah mendorong penggunaan uang digital kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
"Pemerintah mendorong penggunaan uang digital supaya uang fisik yang beredar tidak terlalu tinggi. Sekarang ini uang fisik yang beredar di masyarakat mencapai Rp 300 triliun. Padahal untuk cetak uang kan butuh alokasi dana yang juga sangat besar, makanya kita mendukung program pemerintah dengan mendorong penetrasi pemakaian uang digital lewat produk XL Tunai," kata Yessie.
Saat ini, XL sendiri telah bergabung bersama beberapa perusahaan dan membentuk konsorsium uang digital yang dinamai 'Rekening Hape'. Konsorsium uang digital tersebut diisi oleh Bank Mandiri, Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat.
Yessie mengaku kerjasama lintas industri ini akan memperkuat dorongan penetrasi pemakaian uang digital yang masih terbilang rendah beberapa tahun terakhir. Di konsorsium itu, operator telekomunikasi dan bank memiliki fungsi berbeda yang saling melengkapi.
"Bank Mandiri tentu punya kemampuan mengelola uang yang lebih andal dari operator. Sedangkan di sisi operator punya kekuatan manajemen dan monitoring agent yang sudah terbukti, jadi masing-masing punya peran yang saling melengkapi satu sama lain," tambah Yessie.
Walaupun digarap bersama, Yessie menilai industri uang digital di Tanah Air masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa dibilang matang. Besarnya pasar potensial yang ada di industri baru tersebut menjadi salah satu alasan industri uang digital membutuhkan waktu lama untuk mencapai kategori matang.
"Masih cukup lama untuk bisa dibilang matang. Sekarang saja kita masih berusaha meningkatkan penggunaannya terlebih dahulu. Masih perlu banyak proses supaya industrinya cukup matang. Mungkin perlu 5 tahun lagi sampai bisa dibilang matang, tapi mudah-mudahan bisa lebih cepat dengan usaha bersama yang kita lakukan," tandasnya.
(den/isk)
Digarap Bersama, Kapan Industri Uang Digital Indonesia Matang?
Industri uang digital Tanah Air dinilai masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa dibilang matang.
diperbarui 28 Apr 2015, 13:40 WIBe-Money (moneyconference)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mimpi Rumah di Masuki Maling: Tafsir, Makna dan Pesan Tersembunyi
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona CONMEBOL: Kejutan, Paraguay Kalahkan Argentina, Brasil Main Imbang
Kalimat Ekspresif Adalah: Pengertian, Ciri, dan 100 Contoh Lengkap
Bertemu Presiden Peru Dina Boluarte, Prabowo Disambut Upacara Kehormatan
Risma Turun Langsung Beri Solusi Awal Atasi Krisis Air di Jatim
120 Kata-Kata Orang Cuek dan Dingin, Pernah Mengalaminya?
Rahasia Membuat Cumi Krispi yang Empuk dan Renyah
Ibukota Laos Adalah Vientiane: Mengenal Kota Bersejarah di Tepi Sungai Mekong
Performa Apik Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Dipuji Media Eropa, Makin Bersinar di Bawah Asuhan STY
Mengenal IMDb Adalah Sumber Informasi Film Terlengkap
Veronica Tan Soroti Efek Media Sosial pada Kesehatan Mental Perempuan
Bursa Asia Dibuka Beragam, Wall Street Anjlok Usai Bos Fed Bicara