Liputan6.com, Libya - Great Sand Sea adalah gurun pasir yang membentang sekitar 650 kilometer dari utara ke selatan dan 300 kilometer dari timur ke barat di perbatasan antara Mesir dan Libya. Aliran angin yang hebat telah membuat gurun pasir semakin meninggi hingga 100 meter dan meluas beberapa kilo meter. Di dicelah-celahnya terdapat batuan kaca yang penuh misteri.
Batuan kaca yang disebut Libyan Desert Glass merupakan kaca silika alami yang paling murni di dunia. Umumnya, batuan kaca ini berwarna kuning. Namun ada juga beberapa batuan yang berwarna bening dan susu, bahkan mengandung gelembung kecil, gumpalan putih, dan tinta hitam.
Advertisement
Sebagian besar batu berukuran layaknya batuan kerikil dengan struktur halus akibat abrasi yang terjadi. Namun, terdapat pula potongan yang cukup besar hingga memiliki berat sekitar 26 Kilogram, mengutip dari laman AmusingPlanet, Jumat (1/5/2015).
Fenomena munculnya batuan tersebut umumnya terjadi karena sambaran petir, aktivitas gunung berapi, atau jatuhnya meteorit ke bumi. Karena gurun pasir Libya tersebut diperkirakan terbentuk sekitar 26 Juta tahun lalu, para ilmuwan berasumsi bahwa batuan tang terdapat di sana terbentuk karena jatuhnya meteorit.
Teori lain mengatakan bahwa sangat mungkin sebuah komet meledak saat mendekat permukaan gurun pasir karena perubahaan suhu panas yang sangat ekstrim sehingga ledakannya membentuk sejumlah kaca silika alami tersebut.
Meskipun penemuan ilmiah pertama mengenai hal tersebut yang dibuat oleh orang Inggris, Patrick A. Clayton, terjadi pada tahun 1932, tetapi keberadaan batuan kaca sudah dikenal manusia jauh sebelum itu. Jaman dahulu, batuan kaca tersebut digunakan sebagai material layaknya permata yang biasa dikenakan pada orang terpandang. (auf/ret)