Liputan6.com, Jakarta - Maria Kristina 'Christine' Sergio, orang yang diduga menjadi perekrut Mary Jane Fiesta Veloso sebagai kurir narkoba dari Malaysia ke Indonesia menyerahkan diri ke polisi. Ia mendatangi Nueva Ecija Provincial Police Office, Filipina, pada Selasa 28 April 2015 pukul 10.30 waktu setempat.
Jaksa Agung HM Prasetyo menegaskan, munculnya perkembangan baru jelang waktu pelaksaan eksekusi tidak akan mengubah keputusan eksekusi Mati. Dengan artian, Mary Jane tetap akan dieksekusi kemungkinan malam nanti.
"Tidak akan mengubah apapun. Jangan paksa kami mengubah, kalau mengubah, Indonesia lemah terhadap narkoba," ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2015).
Prasetyo menilai, munculnya kabar penyerahan diri perekrut Mary Jane hanyalah upaya Filipina untuk mengulur-ulur waktu eksekusi. Karena itu, Prasetyo mengaku pemerintah Indonesia tidak akan terlalu menanggapi kabar tersebut.
"Itu alibi, dia bilang tidak bisa bahasa Indonesia dan Inggris, bisanya bahasa Tagalok. Lalu dalih lain bahwa dia adalah korban, itu dalih lain untuk menunda pelaksanakan," kata Prasetyo.
Mantan politisi Partai Nasdem itu telah menginformasikan kabar tersebut kepada Presiden Jokowi. Menanggapi kabar itu, Presiden Jokowi tetap meminta agar dirinya melaksanakan eksekusi mati dan tidak lagi mundur waktu pelaksanaannya.
"(Presiden sampaikan), Laksanakan sesuai aturan," tegas Prasetyo.
Pada 24 April 2010, Mary Jane ditangkap di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta karena kedapatan membawa 2,622 kilogram heroin. PN Sleman akhirnya menjatuhkan hukuman mati.
Advertisement
Tim kuasa hukum terpidana mati Mary Jane terus mengupayakan melalui proses hukum, agar eksekusi gagal dilaksanakan melalui Nation Union of People Life (NUPL) yang berbasis di Filipina. Fakta baru yang dimunculkan adalah Mary Jane sebenarnya korban perdagangan orang, yang tak lain dilakukan kakaknya Maria Kristina Sergio.
>>Kristina Sergio Menyerah>>
Kristina Sergio Menyerah
Kristina Sergio Menyerah
Maria Kristina 'Christine' Sergio, orang yang diduga menjebaknya masuk sindikat perdagangan narkoba, menyerahkan diri ke polisi. Ia mendatangi Nueva Ecija Provincial Police Office pada Selasa 28 April 2015 pukul 10.30 waktu setempat. Perempuan tersebut mengaku, hidupnya dalam bahaya.
Diantar pasangannya, Julius Nacalinao, ia mengaku, keluarga Mary Jane mungkin akan mencelakakannya, jika eksekusi di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah tetap dilakukan.
Mary Jane ditangkap pada tahun 2010 lalu di Bandara Yogyakarta, dengan barang bukti berupa 2,6 kilogram heroin. Ia mengaku dijebak oleh Maria Kristina.
Sementara, Maria Kristina membantah terlibat dalam plot penjebakan terhadap Mary Jane. Ia juga membantah sebagai anggota sindikat narkoba -- seperti pengakuan kawannya itu.
"Saya tidak bersalah," kata dia seperti dikutip dari situs Coconut Manila, Selasa (28/4/2015).
Maria Kristina justru mengaku mengendus kelakuan tak biasa Mary Jane saat keduanya berada di Malaysia tahun 2010 lalu, dalam kunjungan 5 hari.
"Ia terus-terusan bicara di telepon, saya tak tahu apa yang dibicarakannya. Kadang, ia menghilang, lalu aku menemukannya bicara dengan sejumlah pria di restoran yang ada di lobi hotel," kata dia. "Aku berkata padanya, jangan percaya pada orang asing."
Menurut Maria Kristina, beberapa hari kemudian Mary Jane meneleponnya dan memberitahu bahwa ia ada di bandara, menuju negara yang tak ia ungkapkan. Mengaku tak punya pilihan lain, Maria Kristina kembali ke negaranya.
Meski mengaku tak bersalah dalam kasus yang membawa Mary Jane ke algojo tembak, Maria Kristina akan diperkarakan National Bureau of Investigation dalam kasus rekruitmen ilegal, perdagangan manusia, dan estafa -- penipuan dalam hukum pidana Filipina.
Istana Konfirmasi
Pihak Istana mengaku telah mengetahui kabar penyerahan diri Maria Kristina Sergio kepada pihak kepolisian Filipina. Maria selama ini disebut sebagai orang yang diduga sebagai perekrut terpidana mati Mary Jane untuk menjadi kurir narkoba dari Malaysia ke Indonesia.
"Sudah, tadi disampaikan oleh perwakilan Migrant Care tentang berita ada kemungkinan bukti baru berupa recruiter-nya itu menyerahkan diri," ujar Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Andi mengaku Istana belum bisa berkomentar banyak terkait hal tersebut. Pihaknya harus lebih dulu melakukan konfirmasi kepada otoritas di Filipina sebelum memberikan tanggapan.
"Tentunya kami harus konfirmasi dulu, jadi sedang meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan konfirmasi tentang itu," kata Andi.
Lalu, apa langkah yang diambil pemerintah bila Mary Jane ternyata terbukti hanya sebagai korban perdagangan manusia dan bukan sebagai pengedar Narkoba? Andi menegaskan bahwa pihaknya belum bisa berkomentar dan masih menunggu konfirmasi mengenai kebenaran kabar tersebut.
"Itu tergantung dari bagaimana konfirmasi dan itu menghasilkan konsekuensi seperti apa dari sisi hukum," kata Andi. (Mvi/Mut)
Advertisement