Harga Minyak Anjlok, Kegiatan Hulu Migas Kendur

Turunnya harga minyak telah membuat perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia mengendurkan kegiatan eksplorasi dan produksinya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Apr 2015, 16:32 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Turunnya harga minyak telah membuat perusahaan minyak dan gas (migas) yang beroperasi di Indonesia mengendurkan kegiatan eksplorasi dan produksinya. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) memperkirakan sekitar 30 persen target dalam rencana kerja anggaran (Work Plan And Budget/WPnB) sektor hulu migas 2015 bakal dipangkas.

Kepala Divisi Pengendalian Program dan Anggaran SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, saat ini SKK Migas masih melakukan pengkajian WPnB terhadap 76 wilayah kerja yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerjsama (KKKS).

"Diperkirakan revisi WPnB itu berkurang sekitar 20-30 persen," kata Benny di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (29/4/2015).

Benny menargetkan, dari 76 WK yang dioperatori KKKS, baru 30 yang dikaji oleh SKK Migas. Ditargetkan, kajian WPnB tersebut rampung Mei 2015.

"Akhir Mei revisi WPnB selesai. Saat ini sudah menyelesaikan sekitar 30 wilayah kerja," ungkapnya.

Dalam WPnB 2015 ditargetkan, total belanja mencapai US$ 22,2 miliar, terdiri dari belanja eksplorasi US$ 1,3 miliar diperuntukkan pengeboran 54 sumur, seismik dua dimensi seluas 947,2 km dan seismik tiga dimensi seluas 2.300 km2.

Kemudian belanja pengembangan 783 sumur mencapai US$ 4,7 miliar, pengeluaran produksi US$ 14,8 miliar yang digunakan untuk 952 sumur workover dan 38.914 sumur pemeliharaan, serta biaya umum US$ 1,5 miliar. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya