Liputan6.com, Berlin - Bagaimana jadinya industri otomotif, terutama mobil, jika Perang Dunia I (PD I) tidak pernah terjadi? Pertanyaan ini patut dilontarkan karena kenyataannya berbagai perubahan fundamental pada industri otomotif terjadi pasca PD I.
Mobil memang diciptakan sebelum pecahnya perang. Franz Ferdinand yang kematiannya memicu PD I terbunuh waktu mengendarai mobil. Tetapi di satu sisi, perang ternyata merangsang perkembangan dan kemajuan industri mobil.
Advertisement
Mau tahu apa saja perubahan-perubahan penting dalam industri mobil yang didorong oleh PD I? Melansir Private Fleet pada Rabu (29/4/2015), berikut 5 perubahan penting tersebut:
1. Produksi massal
Kondisi perang membuka banyak produsen mobil bahwa efisiensi lini perakitan sangat penting. Bahkan, menurut salah satu sejarawan, PD I adalah "perang produksi", siapa yang lebih cepat dan lebih banyak memproduksi tank, senapan mesin, pesawat terbang, dialah yang akan mengendalikan situasi.
Dalam hal ini, Ford adalah pelopor, bahkan sebelum Amerika Serikat (AS) ikut dalam perang. Tetapi setelah itu, pabrikan mobil lainnya pun meniru. Pasca perang, teknologi yang awalnya digunakan untuk perang pun dikonversi untuk membuat mobil biasa.
>> Klik laman selanjutnya
Next
2. Permintaan terhadap mobil meningkat
Pasca perang, kondisi sosial sedikit banyak berubah. Orang-orang sudah tidak ketakutan lagi (setidaknya sebelum Perang Dunia II) dan mulai mencari hal-hal baru. Salah satunya adalah gaya hidup.
Keinginan untuk mencapai gaya hidup tertentu bertemu dengan produksi massal mobil. Permintaan mobil pun naik. Apalagi, kondisi sosial telah memungkinkan orang biasa memiliki mobil, bukan hanya aristokrat dan orang-orang kaya saja.
3. Dominasi bahan bakar fosil
Sebelum PD I, bahan bakar fosil bukanlah satu-satunya pilihan sumber energi mobil. Pabrikan mobil saat ini masih memproduksi mobil uap dan mobil listrik. Mobil listrik memang cukup populer karena memiliki tingkat kesenyapan yang tinggi.
Tetapi, bahan bakar fosil terlihat jelas keuntungannya selama perang. Mobil perang yang berbahan bakar fosil sangat jelas memiliki keunggulan dalam banyak hal dibanding mobil lainnya, dari mulai tenaga hingga kecepatan. Alhasil, setelah perang selesai, pabrikan pun lebih banyak memproduksi mobil berbahan bakar fosil.
>> Klik laman selanjutnya
Advertisement
Next
4. Menjamurnya SPBU
Sebagian besar mobil menjadi lebih terjangkau karena produksi massal, demikian juga dengan permintaannya yang semakin tinggi. Fenomena ini mengharuskan adanya suatu tempat dimana orang dapat mengisi bahan bakar dengan mudah. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai SPBU.
Sebelumnya, orang harus membawa bensinnya sendiri atau mencari di toko yang cukup jauh. Dapat dibayangkan, betapa sulitnya masa sebelum adanya SPBU.
5. Kredit mobil
Produsen mobil ingin menjual mobil, sementara orang ingin membelinya. Masalahnya, tidak semua orang punya uang tunai untuk membeli mobil langsung lunas. Melihat hal ini, berbagai dealer mobil mengembangkan sistem pembayaran yang memungkinan konsumen tidak harus membayar langsung lunas.
Sistem inilah yang saat ini dikenal dengan kredit atau angsuran. Cara ini efektif bagi para pabrikan mobil menengah ke atas untuk dapat bersaing dengan mobil yang murah seperti Volkswagen.
(rio/sts)