3-5-1986: Pesawat Meledak dan Terbelah 2 di Bandara Kolombo

"Atap pesawat sobek, kursi kami terhempas. Ketika aku melongok, memanjat kursi, aku melihat ke arah luar burung besi dan tak ada apa-apa..."

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 03 Mei 2015, 06:00 WIB
Pesawat Air Lanka Tristar UL512. (BBC)

Liputan6.com, Kolombo - Booom...!!! Sebuah bom meledak di pesawat yang terparkir di Bandara Internasional Kolombo, Sri Lanka pada 3 Mei 1986. Air Lanka Tristar UL512 yang datang dari Bandara Gatwick London -- setelah transit di Zurich, Swiss dan Dubai, Uni Emirat Arab itu, terbelah menjadi dua bagian.

"Tiba-tiba terjadi ledakan besar, sangat keras disertai semburan api," kata salah satu korban selamat asal Inggris, Simon Ellis seperti dikutip dari BBC kala itu.

"Atap pesawat sobek dan berterbangan, kursi kami terhempas. Ketika aku melongok, memanjat kursi, aku melihat ke arah luar burung besi dan tak ada apa-apa. Pesawat terbelah menjadi dua tepat di belakang kami duduk.."

Nyatanya, bagian hampir ekor itu terputus dari badan pesawat. Bahkan, jendela di gedung terminal Bandara Kolombo juga terlihat hancur akibat kerasnya ledakan.

Penerbangan UL512 membawa 20 kru dan 128 penumpang, terutama turis Prancis, Inggris dan Jepang yang hendak terbang ke Kepulauan Maladewa di Samudera Hindia.

Pesawat Air Lanka. (WIkipedia)


Korban tewas dalam musibah tersebut berjumlah 21 orang, 41 lainnya -- termasuk 25 orang dari Inggris -- terluka akibat ledakan bom tersebut.

Bom yang meledak di pesawat itu diduga kuat disembunyikan oleh pemberontak Tamil, yang berupaya mendirikan wilayah kekuasaan sendiri di Sri Lanka. Sebab sebelumnya pasukan keamanan di negeri itu mengaku sudah menerima ancaman dari gerilyawan tersebut, yang merencanakan serangan besar-besaran di ibukota.

Serangan itu kemungkinan sengaja dirancang untuk merusak pembicaraan damai yang diperantarai India, antara pemberontak Tamil dan pemerintah Sri Lanka.

Para pejabat Sri Lanka menduga kuat bom disembunyikan di peti berisi daging dan sayuran, yang akan dikirim ke Republik Maladewa.

Selain peristiwa tragis itu, tanggal yang sama tahun 1481 terjadi gempa bumi dahysat di Rhodes, Yunani. Lindu berkekuatan 7,1 skala Richter yang menyebabkan tsunami itu menyebabkan 30 ribu orang meregang nyawa.  

Sementara pada 3 Mei 1952, pesawat pertama mendarat di Kutub Utara. Letnan Kolonel Joseph O. Fletcher dari Oklahoma dan Letnan Kolonel William P. Benediktus dari California, yang menerbangakan burung besi itu ke sana.

Fletcher bahkan sempat turun dari pesawat dan berjalan di Kutub Utara, mungkin saja ia orang pertama dalam sejarah yang melakukannya. (Tnt/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya