Usai Eksekusi Mati, Hubungan Ekonomi RI dengan 5 Negara Ini Aman

Hubungan ekonomi Indonesia dengan Australia, Ghana, Nigeria, Brazil, dan Prancis tidak terganggu usai eksekusi mati para gembong narkoba.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Apr 2015, 20:55 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan negara Australia, Ghana, Nigeria, Brazil, dan Prancis tidak akan terganggu paska eksekusi mati para gembong narkoba. Termasuk bila ada tekanan melalui penarikan duta besar masing-masing negara, seperti yang akan dilakukan Australia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, hukuman mati tidak berurusan dengan persoalan ekonomi. Pasalnya sebuah eksekusi merupakan contoh pengakkan hukum yang dijalankan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Saudi Arabia, China, Malaysia dan Singapura.

"Semua negara bisa menetapkan kebijakan tentang bagaimana hukuman maksimum. Ada negara yang sudah menghapus hukuman mati, tapi ada juga yang tidak. Narkoba itu dianggap sudah darurat," tegas dia di kantornya, Jakarta, Kamis (30/4/2015).

Sofyan menganggap wajar protes yang dilayangkan pemerintah jika ada warga negara mereka yang dijatuhkan hukuman mati di negara lain. Tindakan yang sama juga akan dilakukan Indonesia, seperti kasus eksekusi mati TKI di Arab Saudi.

"Protes harus dalam rangka melindungi warga negaranya. Tapi harus menghargai hukum di sana. Kalaupun ada penarikan duta besar, itu hanya sementara, tidak akan ganggu ekonomi kita. Percayalah. Kalau hukuman mati ganggu ekonomi, maka hubungan antar negara bisa kacau balau," ucap Sofyan.

Apabila ada boikot akibat eksekusi mati, dia menganggap sebagai sebuah gertakan. Paling penting, dijelaskan Sofyan, Indonesia harus mampu membenahi infrastruktur, kebijakan pembebasan visa, dan lainnya. "Misalnya kita boikot Saudi enggak bakalan pergi umroh, tetap saja banyak yang umroh," celetuk Sofyan. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya