Puan: Aparatur Pemerintahan Jadi Agen Perubahan Revolusi Mental

Seluruh aparatur sipil diminta menciptakan kondisi kerja yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

oleh Taufiqurrohman diperbarui 30 Apr 2015, 21:00 WIB
Puan Maharani (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Aparatur pemerintahan dari tingkat pusat hingga desa diharapkan dapat menjadi pelopor gerakan nasional revolusi mental. Hal itu diperlukan agar Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam acara Diklat Revolusi Mental Pembangunan Karakter yang dihadiri kepala daerah dan pejabat pemerintahan di Jakarta, Kamis (30/4/2015). Pidato disampaikan oleh Sekretaris Menko PMK Sugihartatmo.

Puan menyatakan, Revolusi Mental yang digaungkan pemerintahan Jokowi-JK menjadi gerakan bangsa Indonesia. Karena itu, gerakan ini membutuhkan keteladan dan kepeloporan yang dimulai dari aparatur pemerintahan.

"Sebagai agen perubahan, sebagai pelopor, saya berharap saudara-saudara dan kita semua yang hadir di sini, mulai saat ini dapat menginternalisasi tiga nilai strategis instrumental Revolusi Mental, yaitu integritas, kerja keras, dan gotong royong," ujar Puan.

Seluruh aparatur sipil diminta menciptakan kondisi kerja yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Aparatur pemerintah, lanjut Puan, harus memberikan role model sehingga bisa dicontoh oleh masyarakat.

"Aparat pemerintah harus memulai gerakan hidup baru untuk Indonesia jujur, pelayanan tanpa korupsi, cegah pemborosan bangun efisiensi," ucap Puan.

Puan yakin jika seluruh anak bangsa menjalankan gerakan Revolusi Mental dengan sepenuh hati, Indonesia akan mengalami kemajuan. Kondisi itu menurutnya pernah terjadi di Jerman dan Norwegia.

"Di Jerman dan Norwegia yang dikenal sebagai welfare state, maupun Jepang dan Korea Selatan di Asia yang kita kenal dengan kemajuan teknologi dan etos kerja keras bangsanya," tukas Puan Maharani. (Ali/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya