Liputan6.com, Jakarta - Kondisi harga batu bara yang masih tertekan cukup mempengaruhi kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perseroan mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 36,54 persen menjadi Rp 340,33 miliar hingga kuartal I 2015 dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 536,30 miliar.
Sementara itu, pendapatan naik tipis 5,92 persen dari Rp 3,09 triliun pada kuartal I 2014 menjaid Rp 3,27 triliun pada kuartal I 2015. Beban pokok penjualan naik 19,57 persen menjadi Rp 2,50 triliun pada kuartal I 2015.
Advertisement
"Peningkatan pendapatan Perseroan ini dipengaruhi oleh kemampuan Perseroan dalam meningkatkan pemenuhan volume permintaan ekspor batu bara berkalori tinggi," ujar Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Joko Pramono, yang dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Jumat (1/5/2015).
Kinerja perseroan ini didorong dari beban keuangan naik menjadi Rp 29,79 triliun hingga kuartal I 2015 dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,86 triliun. Di sisi lain, perseroan mencatatkan laba bersih dari entitas pengendalian bersama naik menjadi Rp 59,05 triliun pada kuartal I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 38,27 triliun. Laba per saham dasar dan diluasi turun menjadi Rp 157 pada kuartal I 2015.
Total liabilitas naik menjadi Rp 6,99 triliun pada 31 Maret 2015 dari periode 31 Desember 2014 sebesar Rp 6,14 triliun. Ekuitas perseroan turun menjadi Rp 8,32 triliun pada 31 Maret 2015.Perseroan mengantongi kas sebesar Rp 4,2 triliun pada 31 Maret 2015.
Perusahaan batu bara ini mencatatkan volume penjualan batu bara mencapai 4,57 juta ton hingga kuartal I 2015 dari periode sama tahun lalu sebesar 4,21 juta ton. Volume penjualan ekspor naik 17 persen menjadi sebesar 2,4 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,05 juta ton.
Sementara penjualan domestik naik hanya 1 persen menjadi sebesar 2,17 juta ton dari 2,15 juta ton. Sehingga, komposisi penjualan batu bara ekspor menjadi 53 persen untuk periode Januari-Maret 2015 dan 47 persen untuk pasar domestik.
Harga batu bara global masih melanjutkan pelemahan sekitar 20 persen secara Year on Year (YoY). Untuk harga jual rata-rata ekspor menjadi sebesar US$ 63,69 per ton pada kuartal I 2015 dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 73,88 per ton.
Harga jual rata-rata tertimbang terkoreksi menjadi sebesar Rp 700,847 per ton pada periode Januari-Maret 2015. Angka ini turun sekitar 4 persen dibandingkan dengan harga jual rata-rata tertimbang pada periode sama tahun 2014 sebesar Rp 733.396 per ton. (Ahm/)