Liputan6.com, Jakarta Mantan pemain tim nasional Rochi Putiray mengkritisi sistem pelatihan usia dini di Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia. Menurutnya perkembangan bakat muda di Indonesia semakin menurun karena tak memperhatikan aspek persiapan bertanding.
"Di usia dini, mereka hanya sekedar melatih dan tidak memperhatikan teknik dasar dan karakter anak-anak. Jadi sering kita lihat saat mereka sudah berada di level profesional, mereka melakukan kesalahan," kata Rochi pada Kamis (30/4) siang di bilangan Casablanca, Jakarta Selatan.
Advertisement
Menurut mantan pemain PSM Makassar tersebut, kesalahan passing atau kontrol menjadi problem yang berulang-ulang terjadi pada pemain Indonesia. "Saya juga melihat kebanyakan SSB merekrut pelatih-pelatih yang mendapatkan pengalaman dari bangku sekolah. Artinya mereka lebih tahu teori daripada praktek," kata Rochi dalam sebuah acara pelatihan dasar pelatih lokal serta pemain usia dini Coke Kicks 2015.
"Pelatih-pelatih lulusan universitas itu tidak tahu bagaimana membentuk mental bertanding dan bagaimana atmosfer pertandingan seperti apa," kata Rochy yang pernah merumput di Liga Hong Kong.
Selain mengembangkan kemampuan dasar anak-anak usia 12 hingga 17 tahun, Coke Kicks mengadakan sesi "Train the Trainer" yang dipandu pelatih dari Asian Soccer Academy (ASA) Foundation. Hal ini diakui oleh Lee Hawkins selaku Technical Advisor ASA Foundation dalam kesempatan yang sama.
"Kualitas hidup, disiplin, komunikasi, mental, sikap saling menghargai, nutrisi hingga karakter. Itulah yang harus diperhatikan pelatih kepada anak-anak. Itulah yang sangat perlu dikembangkan," kata Hawkins.
Baca juga:
Arsenal Pusing Atur Ibu Pemain Junior Meriam London
'Kekasih' Ronaldo dan Model Seksi Cium Mesra Chicharito
Mayweather Vs Pacquiao Akal-akalan Promotor Cari Uang?