Kisah 'Rumah Titisan Dewi' Selamat dari Gempa Dahsyat Nepal

"Lihat sekeliling, rumah Kumari tetap tegak setelah Nepal Gempa. Hanya retak sedikit di salah satu sisi, tapi selain itu tidak ada apa-apa."

oleh Liputan6 diperbarui 03 Mei 2015, 12:48 WIB
'Rumah titisan dewi' yang tak ambruk pascagempa Nepal. (Reuters)

Liputan6.com, Kathmandu - Ketika gempa bumi dahsyat melanda Nepal pekan lalu, tak hanya rumah yang porak-poranda. Bangunan bersejarah seperti kuil-kuil dan patung-patung utama di Lapangan Darbar di Kathmandu pun ambruk. Tapi anehnya, rumah seorang gadis berusia 9 tahun yang dipuja-puja sebagai dewi ini tetap tegak berdiri.

"Dia melindungi kita," kata Durga Shakya, penjaga rumah Kumari atau dewi Samita Bajracharya, yang seperti semua pemujanya berasal dari masyarakat adat Newar di lembah Kathmandu, dikutip dari VOA News, Minggu (3/5/2015).

"Lihat sekeliling, rumah Kumari tetap tegak. Hanya retak sedikit di salah satu sisi, tapi selain itu tidak ada apa-apa. Bahkan di dalamnya, tidak ada barang yang jatuh, semuanya baik-baik saja," ucap Durga.

Kumari dikenal sebagai salah seorang gadis yang dipuja-puja sebagai simbol dari Dewi Hindu Durga, sampai mencapai usia pubertas dan kemudian digantikan.

Kumari tinggal dalam isolasi di istana kecilnya. Ia hanya muncul pada hari-hari perayaan di mana dia diarak di Kathmandu dengan mengenakan pakaian upacara adat. Seperti diungkapkan seorang pengasuh generasi 11 Kumari,  Gautam Shakya.

"Kumari Ghar -- rumah 3 lantai Kumari -- bertahan dalam bencana gempa bumi karena kekuatannya," tutur Gautam Shakya dilansir dari India Times.

Menurut dia, saat gempa, Kumari tengah memberkati para pengikutnya di lantai dasar rumahnya.

Gempa bumi berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) mengguncang Nepal pada Sabtu 25 April. PBB mengatakan lebih dari 8 juta orang terkena dampak gempa, dan sedikitnya dua juta orang mengungsi.

"Korban tewas akibat gempa besar pekan lalu di Nepal telah melampaui 7.000," demikian diungkap National Emergency Operation Centre Nepal, Sabtu 2 Mei waktu setempat.

Badan tersebut menguraikan, 7.040 orang termasuk 54 warga asing meninggal. Sedangkan 14.000 lainnya luka-luka.   Jumlahnya tersebut diperkirakan akan terus bertambah. (Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya