Tertinggi dalam 5 Tahun, Ini Pemicu Utama Inflasi April

Badan Pusat Statistik mencatat penghambat laju inflasi April antara lain beras dan ikan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Mei 2015, 14:12 WIB
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, realisasi inflasi April 2015 sebesar 0,36 persen merupakan tertinggi pertama di bulan keempat sepanjang 5 tahun terakhir. Penyebab utama inflasi April ini adalah bahan bakar minyak (BBM), tarif angkutan dalam kota dan lainnya.

"‎Selama 5 tahun terakhir, pencapaian 0,36 persen adalah inflasi tertinggi pertama di April. Tertinggi lainnya kita pernah mencapai inflasi  0,21 persen pada April 2012, selebihnya deflasi," ungkap Kepala BPS, Suryamin saat Konferensi Pers Inflasi 2015, Jakarta, Senin (4/5/2015).

Ini Penyebab Utama Inflasi April 2015 :

1. Bensin dengan andil inflasi 0,22 persen, dan perubahan harga 5,68 persen. Menyesuaikan harga minyak mentah dunia sehingga harga Premium per 28 Maret ini mengalami kenaikan dan masih berimbas ke inflasi April. Kenaikan terjadi di seluruh kota IHK.

2. Bawang merah dengan andil inflasi 0,06 persen, perubahan kenaikan harga 11,58 persen karena kurang pasokan. Kenaikan terjadi di 79 kota IHK dan tertinggi di Melabouh sebesar 41 persen, dan Lhokseumawe 40 persen.

3. Tarif angkutan dalam kota dengan andil inflasi 0,04 persen, perubahan harga 2,14 persen karena penyesuaian tarif dari kenaikan harga BBM. Kenaikan terjadi di 18 kota IHK, tertinggi di Tual 33 persen dan Serang 32 persen.

4. Bahan bakar rumah tangga elpiji, dengan andil 0,03 persen dan perubahan harga1,88 persen. Kenaikan harga elpiji non subsidi per 1 April 2015 sebesar Rp 8.000 per tabung. Sebanyak 70 kota IHK mengalami kenaikan, di Pare-pare sebesar 15 persen, serta Tanjung Pandan, Bukti Tinggi, Bandung masing-masing 9 persen.

5. Tarif kereta api dengan andil inflasi 0,03 persen, perubahan harga 0,94 persen. Penyebabnya berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan per 1 April lalu untuk kelas ekonomi jarak sedang dan jauh mengalami penyesuaian. Sebanyak 21 kota IHK mengalami kenaikan, tertinggi di Tegal 51 persen, dan Semarang serta Jember.  

6. Gula pasir dengan andil inflasi 0,02 persen dan perubahan harga 3,02 persen. Karena menipis stok pasaran, sebanyak 72 kota mengalami kenaikan harga, tertinggi di Tegal 12 persen, dan Tembilahan 10 persen.

7. Tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,02 persen, perubahan harga 2,98 persen karena permintaan meningkat. Sebanyak 32 kota IHK mengalami kenaikan harga, tertinggi di Tanjung Pandan 23 persen, dan‎17 persen di Maumere.

Sementara Penghambat Laju Inflasi April :

1. Beras dengan andil deflasi 0,2 persen, dengan perubahan harga minus 4,82 persen karena pasokan lancar, melimpah dan memasuki masa panen. Penurunan harga terjadi di 65 kota IHK , tertinggi Mataram 18 persen dan, Depok 15 persen.

2. Ikan segar dengan andil deflasi 0,02 persen, ‎perubahan harga minus 0,62 persen karena pasokan ikan banyak, hasilnya melimpah berkat cuaca yang mendukung. Penurunan harga terjadi pada ikan bandeng dan ikan kembung. (Fik/Ahm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya