Alasan Mentan Libatkan TNI & Mahasiswa Jadi Tenaga Penyuluh

Saat ini Indonesia membutuhkan setidaknya 70 ribu orang tenaga penyuluh yang benar-benar ahli dalam bidang pertanian.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mei 2015, 14:50 WIB
Jokowi tampak berbincang dengan para petani untuk menanyakan masalah yang ada di bidang pertanian. Jumat (13/6/14) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, hingga saat ini masih terus meningkatkan kualitas produksi taninya untuk bersaing dengan produk luar negeri. Untuk mencapai hal tersebut, peningkatan teknologi penanaman menjadi satu hal yang harus terus ditekankan‎ kepada para petani yang kebanyakan masih menggunakan cara-cara tradisional.

Menteri Pertanian ‎Amran Sulaiman melihat, agar para petani bisa menerapkan teknologi dalam bercocok tanam maka diperlukan peran tenaga penyuluh. Namun memang, saat ini banyak tenaga penyuluh yang bukan berasal dari ahli pertanian. Amran pun terpaksa menjalin kerja sama dengan mahasiswa dan TNI untuk melakukan penyuluhan tersebut.

‎Dijelaskannya saat ini Indonesia membutuhkan setidaknya 70 ribu orang tenaga penyuluh yang benar-benar ahli dalam bidang pertanian. Namun kenyataannya saat ini hanya sekitar 23 ribu orang tenaga penyuluh.

‎"Untuk saat ini tidak mungkin dalam waktu cepat kami bisa merekrut penyuluh, makanya kami libatkan TNI, mahasiswa, dosen dan semua ‎stakeholder," ungkap Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (4/5/2015).

Dalam era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mentargetkan untuk mampu swasembada pangan, khususnya untuk jenis beras, jagung dan kedelai dalam 3 tahun ke depan. Sedangkan untuk 5 tahun ke depan, target swasembada lebih luas lagi yaitu mencakup daging, gula dan beberapa komoditas lain.

Untuk itu, dirinya akan memperjuangkan hal itu dengan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB)‎ untuk penambahan tenaga penyuluh pertanian.

Salah satu hal yang penting dalam peningkatan kualitas produksi hasil tani, dijelaskan Amran adalah stabilnya pasokan air ke tanaman-tanaman yang menjadi unggulan. Untuk itu, perbaikan saluran irigasi menjadi satu hal yang tidak kalah penting untuk dimasukkan dalam materi penyuluhan.

"‎Persoalan kunci produksi itu yaitu irigasi, ini masih banyak bermasalah di seluruh Indonesia, namun Alhamdulillah sampai hari ini‎ proses perbaikan terus berjalan, sudah selesai 800 ribu hektare. kami juga atasi permasalahan pupuk, benih dan alat mesin pertanian (alsintan)," terangnya. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya