Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan terus dipertahankan. Langkah tersebut dilakukan agar usaha kecil dan menengah (UKM) dalam negeri bisa ditingkatkan. Sebelumnya, KUR sempat dihentikan karena rasio angka kredit bermasalah cukup tinggi.
"KUR untuk menjaga keadilan sosial masyarakat sehingga UKM bisa ditingkatkan. Itu mutlak. Beberapa bulan lalu KUR yang merupakan inti daripada kredit usaha rakyat itu dihentikan, oleh karena itu kami harus tekankan sekali lagi ini harus betul-betul sampai di masyarakat kecil," kata JK, di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (4/5/2015).
"Di samping itu bunganya harus lebih turun supaya jangan bunga UKM itu lebih tinggi daripada kredit besar. tapi namun demikian Pemerintah juga harus menjamin dananya itu baik, atau subsidi bunganya kami Pemerintah harus siapkan," tambah dia.
Penyaluran KUR ini, lanjut JK, masih menunggu Perpres. jusuf Kalla juga meminta agar nilai KUR saat ini lebih tinggi dari sebelumnya.
"Harus lebih tinggi, kalau dulu kan Rp 500 juta. Ya jangan Rp 25 miliar itu berarti hanya kredit mikro namanya, ya tidak boleh, ini harus lebih tinggi," tegas dia.
Penyaluran KUR akan dilakukan oleh bank-bank yang sudah ditunjuk pemerintah. Pemerintah pun sudah siap mengambil risiko bila terjadi kredit macet dari KUR.
"(Kredit macet) kan dijamin pemerintah kreditnya itu. jadi kan lewat Askrindo dan Jamkrindo itu dijamin. kalau pun ada macet ya itu risiko Pemerintah," tandas JK.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menurunkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun. Penurunan target ini disebabkan oleh tinggi kredit macet atau non performing loan (NPL). "NPL kemarin kan besar. Sekarang makanya difokuskan," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menangah (UKM) AA Gede Ngurah Puspoyoga.
Sementara itu, Puspoyoga menyatakan pemerintah bakal menggulirkan program KUR pada 10 Maret 2015. Penyaluran KUR difokuskan untuk sektor pertanian dan nelayan. Lebih lanjut, plafon kredit yang ditentukan maksimal Rp 15 juta tanpa agunan.
Kemudian, untuk pelaksana KUR ini dia mengatakan telah menunjuk perusahaan BUMN yakni Askrindo dan Jamkrindo sebagai pelaksana. Lalu, tiga bank pelat merah seperti Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri.
Dia mengaku optimis, perusahaan yang telah ditunjuk mampu menjalankan tugas ini secara baik. "BRI itu punya 10 ribu cabang di Indonesia," katanya. (Silvanus Alvin/Gdn)
JK: Keberadaan KUR Mutlak
Pemerintah memutuskan untuk menurunkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 10 triliun.
diperbarui 04 Mei 2015, 22:06 WIBJusuf Kalla (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Tanda Jiwamu Lelah Mengarah Depresi, Jangan Diabaikan
Membedah Tarik Ulur Penerapan PPN 12% per 1 Januari 2025
Hasil Survei Terbaru, 20 Persen Air Keran di Jepang Tercemar Bahan Kimia Berbahaya
Suzuki Luncurkan Varian Eksklusif Jimny Arctic 2024, Berapa Harganya?
Kumpulan Kabar Viral Terkait Pencoblosan Pilkada, Simak Faktanya
Refleksi HUT ke-351 Kabupaten Gorontalo, Pendidikan dan Kemiskinan Jadi Sorotan
Bimtek dan Outbound Team Building DPMPTSP Sulbar Tingkatkan Kinerja Pemerintahan
Link Live Streaming Liga Inggris Liverpool vs Manchester City, Minggu 1 Desember 2024 Pukul 23.00 WIB di Vidio
Efek Rumah Kaca Ungkap Pentingnya Musisi Indonesia Bersatu Suarakan Isu Krisis Iklim Lewat Musik, Berbuah Album sonic/panic Vol. 2
Kisah Inspiratif Muhammad Dadun, dari Warnet Kecil hingga jadi Raja Top-Up Game Online Terbesar Indonesia
Mulai Dikenal Dunia, Golden Visa Indonesia jadi Pembahasan dalam 18th Global Citizenship Conference di Singapura
Skala Krisis Judi Online di Indonesia, Penelitian Nasional Ungkap Dampak Mengerikan yang Perlu Diwaspadai!